Network
GALAMEDIANEWS - Skizofrenia merupakan penyakit kronis, artinya penyakit ini berlangsung dalam jangka waktu lama dan bisa seumur hidup. Namun, penyakit ini dapat diobati dengan pengobatan, terapi, dan layanan pendukung lainnya.
Dengan pengobatan, banyak penderita skizofrenia dapat menjalani kehidupan yang produktif dan memuaskan. Ketika penyakit ini aktif, penyakit ini dapat di tandai dengan episode di mana orang tersebut tidak dapat membedakan antara pengalaman nyata dan tidak nyata.
Seperti halnya penyakit apa pun, tingkat keparahan, durasi, dan frekuensi gejala dapat bervariasi; Namun, pada penderita skizofrenia, kejadian gejala psikotik yang parah sering kali menurun seiring bertambahnya usia.
Baca Juga: Apa Itu Skizofrenia, Apakah Benar Pria Rentan Terserang?
Tidak mengonsumsi obat sesuai resep, penggunaan alkohol atau obat-obatan terlarang, dan situasi stres cenderung meningkatkan gejala. Gejala terbagi dalam tiga kategori utama:
- Gejala positif: (yang muncul secara tidak normal) Halusinasi, seperti mendengar suara atau melihat sesuatu yang tidak ada, paranoia, dan persepsi, keyakinan, dan perilaku yang berlebihan atau menyimpang.
- Gejala negatif: (yang tidak ada secara normal) Hilangnya atau berkurangnya kemampuan untuk memulai rencana, berbicara, mengekspresikan emosi, atau menemukan kesenangan.
- Gejala tidak teratur: Pikiran dan ucapan bingung dan tidak teratur, kesulitan berpikir logis dan terkadang perilaku aneh atau gerakan tidak normal.
Kognisi adalah area fungsi lain yang berpengaruh pada skizofrenia yang menyebabkan masalah dengan perhatian, konsentrasi dan memori, serta menurunnya kinerja pendidikan.
Baca Juga: GRATIS! 7 Tempat Wisata di Bandung, Cocok Untuk Healing Bareng Keluarga
Gejala skizofrenia biasanya pertama kali muncul pada awal masa dewasa dan harus bertahan setidaknya selama enam bulan agar diagnosis dapat ditegakkan. Laki-laki sering kali mengalami gejala awal pada akhir usia remaja atau awal usia 20-an, sedangkan wanita cenderung menunjukkan tanda-tanda pertama penyakit ini pada usia 20-an dan awal 30-an.
Tanda-tanda yang lebih halus mungkin muncul lebih awal, termasuk hubungan yang bermasalah, kinerja sekolah yang buruk, dan berkurangnya motivasi.
