Network
GALAMEDIANEWS - Dalam masa perkembangan anak, memang bisa saja muncul hal-hal yang tak kita inginkan pada dirinya. Salah satunya yaitu penyakit gangguan perilaku.
Sebagai orang tua, memang tak ada salahnya kita menambah dan juga memperdalam wawasan tentang hal tersebut. Nah, berikut 8 jenis gangguan perilaku yang umum terjadi pada anak. Apa saja itu?
- Kepanikan yang Berlebih.
Anak yang mengalaminya umumnya menunjukkan sikap respon panik dan takut secara berlebihan terhadap suatu hal. Karena mengalami rasa dan takut, tubuh mereka biasanya akan berkeringat. Selain itu, detak jantung pun akan berdebar-debar.
- Masalah Perilaku.
Ditandai dengan seringkali melanggar peraturan. Selain itu, mereka pun biasanya bermasalah juga dalam lingkungan sosial. Perilakunya pun cenderung menyimpang dari etika sosial. Ambil contoh, ia seringkali berkelahi dengan teman sebayanya di lingkungan sekolah.
- Gangguan Pola Makan.
Ini berhubungan dengan asupan pola makan. Ia akan menunjukkan pola makan yang tak wajar. Sebabnya, didasari oleh keinginan tertentu. Ambil contoh, kita memiliki anak perempuan Ia hanya menyantap sedikit porsi makan. Sebabnya, ia tak ingin memiliki tubuh yang sangat gemuk. Ia pun rela juga menahan rasa lapar demi meraih tujuannya tersebut.
Baca Juga: 6 Ide Kegiatan Pra Menulis untuk Anak yang Bisa Dilakukan Bersama Orang Tua di Rumah
- Tak Buang Air Pada Kloset.
Kloset menjadi tempat untuk buang air besar dan buang air kecil. Namun, bila anak mengalami gangguan ini, mereka akan melakukannya di mana saja di dalam kamar mandi. Misalnya, buang air kecil pada dinding. Bagi orang tua, tentunya perilaku ini akan sangat merepotkan. Tentu saja, karena mesti membersihkan ruangan kamar mandi.
- Suasana Hati Berubah-ubah Begitu Cepat dan Drastis.
Ambil contoh, anak begitu ceria. Setelahnya, tiba-tiba ia menjadi murung. Bahkan, menangis dan merengek-rengek. Setelahnya, ia kembali ceria. Nah, bila mengalami perubahan ini, memang bisa saja ia mengalami penyakit gangguan ini.
- Schizoprenia.
Sulit membedakan antara kenyataan dan imajinasi Ambil contoh, sang anak merasa bahwa dirinya adalah super hero. Karenanya, ia selalu mengenakan pakaian super hero kapan pun dan di mana pun. Padahal, hal ini sesungguhnya hanya imajinasinya saja.
