Kaum Rebahan Hati-hati! Terlalu Banyak Rebahan Bisa Akibatkan Kanker Pankreas pada Usia Muda, Ini Sebabnya

- 7 Januari 2024, 10:47 WIB
Ilustrasi kaum rebahan/Pixabay/cuncon
Ilustrasi kaum rebahan/Pixabay/cuncon /

GALAMEDIANEWS - Hati-hati kaum rebahan, jangan sampai kebiasaan Anda rebahan dalam waktu lama menyebabkan kanker pankreas pada usia muda.

Hal ini disampaikan oleh Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, KGEH, MMB, FINASIM, FACP bahwa dewasa muda disarankan menghindari gaya hidup sedenter (yang juga akrab disebut rebahan) agar mencegah terjadinya kanker pankreas.

"Terus terang saja gaya hidup rebahan atau gaya hidup tidak sehat ini seakan jadi tren. Anak muda makannya tinggi lemak misalnya steak, minumnya juga rutin alkohol, merokok juga jadi budaya, lalu obesitas dan seringnya tidak sadar. Itu berisiko terkena kanker pankreas," kata Ari dalam diskusi daring bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang diikuti dari Jakarta, Jumat (5/1/2024)

Kanker pankreas biasanya terjadi pada orang yang berusia di atas 55 tahun.
Namun, mengingat perkembangan gaya hidup seperti gaya hidup yang tidak banyak bergerak atau rebahan, bahkan orang dewasa muda berusia 30-an pun berisiko lebih tinggi terkena kanker pankreas.

Baca Juga: Simak 5 Penyebab Keputihan Pada Wanita dan Cara Mengatasi Keputihan, Yuk Mulai Gaya Hidup Sehat

Ari menjelaskan bahwa pankreas merupakan kelenjar dalam tubuh yang mempunyai kemampuan menghasilkan enzim dan hormon insulin, serta berkaitan erat dengan sistem pencernaan.

Saat Anda menjalani gaya hidup yang tidak banyak bergerak atau sedenter, organ-organ dalam tubuh Anda, termasuk pankreas, harus bekerja lebih keras untuk menjalankan metabolisme Anda.

Hal ini disebabkan pankreas memiliki fungsi penting dalam memproduksi enzim pencernaan, gizi buruk hanya dapat mengganggu fungsi pankreas, yang seiring berjalannya waktu dapat menyebabkan masalah kesehatan, termasuk kemungkinan kanker.

"Secara logika makanan tinggi lemak seperti daging merah membuat kinerja organ-organ tubuh menjadi lebih berat, bila melihat fungsinya pankreas itu menciptakan enzim. Kalau kinerjanya jadi lebih berat artinya bisa menyebabkan masalah, dan bisa sudah ada masalah daging-daging itu sulit tuntas dicerna, akhirnya ada peradangan kronis, lalu jadi polip, dan berujung kanker," kata Ari.

Selain menghindari gaya hidup rebahan, Ari juga menyarankan bagi orang-orang berusia di atas 35 tahun untuk rutin melakukan medical check-up (MCU) atau pemeriksaan medis umum sebagai upaya mencegah kanker pankreas.

Baca Juga: Intermittent Fasting Tips Diet Cepat, Gaya Hidup Sehat dengan Pola Diet Puasa

Beberapa hal yang harus rutin diperiksa di antaranya darah perifer lengkap, fungsi hati, bilirubin total, amilasi, dan Ca19-9 atau dikenal dengan pemeriksaan tumor marker. Terutama  bagi orang-orang yang kerap mengalami nyeri ulu hati, pemeriksaan tersebut perlu dilakukan untuk memastikan ada atau tidaknya potensi terjadinya kanker pankreas.

World Cancer Research Fund International menemukan kanker pankreas menempati posisi ke-12 sebagai kanker yang umum ditemukan di dunia. Pada 2020, secara global ada sebanyak 495.000 kasus kanker pankreas.

Kanker pankreas dikenal sebagai silent killer sebab tingkat kematiannya begitu tinggi setelah penderita dinyatakan memiliki kanker pankreas.

Hal itu dapat dilihat dari laporan di AS lewat Surveillance Epidemiology and End Result Program (SEER) yang melaporkan pada 2020 ditemukan 57.600 kasus kanker pankreas dan sekitar 90 persen dengan total 47.050 kasus berujung kematian.***

Editor: Lina Lutan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x