Bullying Semakin Marak , Ajarkan Anak Tidak Menjadi Pelaku Perundungan

- 6 Maret 2024, 09:45 WIB
Ilustrasi anak korban bully./foto ig @stopbullying
Ilustrasi anak korban bully./foto ig @stopbullying /

GALAMEDIANEWS - Kasus bullying marak terjadi di sekolah. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat, sepanjang tahun 2021, setidaknya ada 17 kasus perundungan di sekolah, mulai dari sekolah dasar (SD), hingga sekolah menengah atas (SMA).

Sebabnya adalah pengaruh dari orang-orang sekitar. Sehingga terbawa untuk ikut melakukan bullying. Bisa jadi salah satunya dari pengaruh game, atau tontonan yang tidak sesuai dengan usianya.

Merasa diri lebih baik, dengan menggunakan kekuatan fisik untuk melampiaskan amarah atau balas dendam. Selalu ingin mendominasi dan berkuasa atas orang lain.

Baca Juga: FIX! Awal Puasa Ramadhan 2024 Versi Pemerintah, NU, Muhammadiyah dan Persis

Sebenarnya rumah menjadi tempat pertama anak belajar kehidupan, termasuk di antaranya mengajarkan kebaikan antar sesama.

Sama halnya seperti korban, pelaku bullying pun memerlukan penanganan khusus, agar perilakunya tak bertambah buruk, hingga menghambat kemajuannya di masa depan.

Baik keluarga maupun orangtua khususnya, perlu mengenali karakteristik anak-anak yang menjadi pelaku bullying. Sehingga, kita akan mengenali penyebab anak melakukan bullying.

Dengan begitu, akan menjadi lebih mudah menyelamatkan anak dari kebiasaan buruknya. Beberapa tanda anak menjadi pelaku bullying di antaranya :

- Terbiasa melakukan kekerasan
- Sulit kontrol emosi
- Kurang empati
- Punya konsep diri negatif
- Ingin mendominasi
- Agresif dan impulsif

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman

Sumber: @indonesiabaik.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x