Apakah Covid 19 Sepenuhnya Sudah Punah dari Dunia, termasuk Indonesia? Temukan Jawabannya di Dini

- 12 Maret 2024, 13:40 WIB
Ilustrasi Covid 19 yang sempat meresahkan.
Ilustrasi Covid 19 yang sempat meresahkan. /Pixabay/MintBlack4u/

Baca Juga: BUKBER Ramadhan Bareng Keluarga dan Kekasih di Kopi Setia Jatinangor Tempat Nongkrong Hits Suasana Romantis

Meski tidak ada perubahan dalam keterserdiaan tempat perobatan pada tahun 2019 dibandingkan tahun 2021 kunjungan kesehatan pada tahun lalu dilakukan pada tahun 2021 untuk orang dewasa dan mengalami penurun signifikan yang terjadi pada orang dewasa di Asia.

Kemungkinan orang dewasa berkulit putih dan hitam atau hispanik melakukan kunjungan kesehata telah meningkat kembali pada tahun 2022 namun tetap berada pada tingkat sebelum pandemi bagi orang dewasa di Asia.

Orang dewasa yang telah menderita penyakit kardiovaskular, kadar glukosa darah dan kanker serviks, payudara dan prostat secara keseluruhan lebih rendah pada tahun 2021, dibandingkan pada tahun 2019 yang dialami di Asia mengalami penurunan lebih tajam, untuk skrinning kanker kolorektal, orang berkulit hitam dan putih mengalami penurunan landai paling tajam.

Baca Juga: Mudik Gratis Lebaran 2024 Bareng Pegadaian, Link, Jadwal Pendaftaran, Syarat Berikut Rute dan Kota Tujuan

Para peneliti telah menunjukkan bahwa penurunan ini disebabkan oleh gagguan cakupan asuransi selama pandemi, secara keseluruhan lebih sedikit orang yang melaporkan menunda melakukan perawatan medis dan tidak menerima perawatan karena biaya yang terjadi pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2019.

Temuan ini disebabkan oleh pemerintah Federal dan negara bagian yang memperkuat perlindungan jaringan pengamanan, termasuk memperluas cakupan Medicaid melalui ketentuan pendaftaran berlanjutan sebagai tanggapan terhadap pandemi Covid 19 pada tahun 2020 yang memitigasi hilangnya cakupan tersebut. Ketentuan pendaftaran berkelanjutan Medicaid berakhir pada tahun 2023 dan diperkirakan 16 juta orang telah dicabut dari pendaftarannya.

“Penyakit jantung dan kanker penyebab utama kematian dan rendah tingkat pemeriksaan rutin dapat berpotensi memicu konsekuensi terhadap morbiditas dan mortalitas dalam jangka panjang, terutama meningkatnya penyakit kardiometabolik pada orang dewasa muda,” kata Chris Alba selaku penulis dan mahasiswa kedokteran di Harvard dan peneliti di Smith Center.

Baca Juga: Bek Vietnam Beri Sindiran Menohok Jelang Pertandingan Melawan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026

“Populari ras dan etnis minoritas menerima pemeriksaan untuk melakukan pencegahan paling sedikit terjadi pada tahun 2019 dan pemulihan lebih lambat dari gangguan terkait pandemi pada layanan ini dapat memperburuk kesenjangan layanan kesehatan di tahun mendatang, temuin ini meyoroti kebutuhan mendesak akan sistem kesehatan terpadu, kesehatan masyarat, dan upaya kebijakan kesehatan untuk meningkatkan pemeriksaan pencegahan diantara semua orang dewasa AS yang memenuhi syarat,” ungkap Alba.

Halaman:

Editor: Dadang Setiawan

Sumber: The Harvard Gazette


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah