Luar Bisa! Ini 10 Macam Batik Nusantara dan Filosofinya yang Masih Ngena Hingga Sekarang

- 2 Oktober 2020, 09:11 WIB
Motif Mega Mendung. *Pixabay
Motif Mega Mendung. *Pixabay /

Motif ini disesuaikan dengan namanya, “Mega” yang berarti awan dan “Mendung” yang berarti langit kelabu penanda akan turun hujan. Filosofi dari batik ini adalah bahwa manusia harus bisa meredam gejolak amarahnya dalam kondisi dan situasi apapun.

Baca Juga: Dibalik Kecantikannya Tanaman Hias Ini Ternyata Beracun, Ini 7 Jenisnya yang Harus Diwaspadai

3. Batik Sidomukti ‒ Solo
Batik Sidomukti merupakan salah satu jenis batik keraton yang dilukis menggunakan zat pewarna soga alam. Zat soga alam merupakan pewarna alami berwarna coklat yang merupakan pewarna klasik untuk seni lukis batik.

Sesuai dengan namanya, filosofinya diambil dari kata “sido” yang berarti menjadi atau jadi dan “mukti” yang berarti mulia serta sejahtera. Jadi, filosofi dari batik ini adalah nilai kemuliaan dan sejahtera, sesuai dengan peruntukkan keraton.

Baca Juga: Tak Banyak yang Melakukan, Ternyata Tidur Siang Menjadikan Suasana Hati Lebih Baik

4. Batik Tujuh Rupa ‒ Pekalongan
Selain Solo, Pekalongan juga merupakan salah satu daerah yang dikenal sebagai tempat pengrajin batik. Sedikit berbeda dengan kebanyakan motif batik, motif batik asal pekalongan biasanya didominasi dengan motif hewan atau tumbuhan.

Seperti halnya batik tujuh rupa ini, motifnya sangat kental dengan nuansa alam. Filosofi dari batik ini adalah ikatan kebudayaan leluhur yang mana kala itu Pekalongan merupakan wilayah transit perdagangan.

Baca Juga: Wajib Dicoba, Ini Resep dan Cara Membuat Lemon Squash Selasih yang Sehat dan Segar

5. Batik Lasem ‒ Rembang
Batik Lasem merupakan jenis batik yang berasal dari Lasem, Kabupaten Rembang. Sedikit mirip dengan batik Pekalongan, batik Lasem termasuk dalam macam macam batik yang mendapat pengaruh dari kebudayaan luar.

Pasalanya, daerah Lasem merupakan daerah yang diketahui pertama kali menerima kedatangan Tionghoa ‒ inilah kenapa warnanya didominasi merah. Filosofi dari batik ini adalah persatuan dan akulturasi dari Tionghoa pendatang dan masyarakat setempat.

Halaman:

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x