Namun, sama seperti diet mayo, metode diet keto juga masih menuai kontroversi di kalangan ahli. Sebab, jika tidak dilakukan dengan tepat, malah bisa membahayakan kesehatan.
Diet keto sebenarnya mirip dengan diet Atkins dan diet lain yang dilakukan dengan meningkatkan konsumsi lemak, dan memangkas asupan karbohidrat. Tujuan peningkatan konsumsi lemak dalam diet keto untuk membuat tubuh mencapai kondisi ketosis.
batiBaca Juga: Hari Batik Nasional, Menilik Sejarah Batik Menjadi Warisan Budaya Indonesia yang Diakui Dunia
Dalam kondisi ketosis, tubuh akan membakar lemak sebagai sumber energi utama. Selain itu, lemak juga akan diubah menjadi keton di hati, sehingga bisa memberi asupan energi untuk otak. Jadi, jika kamu tertarik mencoba diet keto, kamu harus rela mengurangi asupan karbohidrat setiap harinya dalam jumlah yang cukup besar.
Standarnya, pola makan diet keto berupa 75 persen konsumsi lemak, 20 persen konsumsi protein, dan 5 persen karbohidrat. Namun, pada diet keto tinggi protein (high-protein ketogenic diet), porsi konsumsi protein lebih banyak, dengan perbandingan pola makan 60 persen lemak, 35 persen protein, dan 5 persen karbohidrat.
Baca Juga: Stop Lepas Masker Walau Hanya Sebentar Untuk Selfie, Bahaya Virus Corona Mengintai Anda
Meski begitu, hingga kini, manfaat dan efek samping dari diet keto pada tubuh masih terus diteliti. Diet keto juga tidak dianjurkan dilakukan jangka panjang dan perlu pengawasan dokter. Jika dijalani dalam jangka panjang, diet keto dapat menimbulkan banyak risiko kesehatan, seperti:
- Kekurangan asupan karbohidrat sehat, seperti dari buah, gandum utuh, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran.
- Tidak terpenuhinya vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh.
- Gangguan ginjal.
- Ketoasidosis.
Baca Juga: Jadwal Acara TV Hari Ini, Jumat 2 Oktober 2020 di Trans TV
Itulah sedikit penjelasan mengenai diet mayo dan diet keto. Sebaiknya, sebelum memilih antara kedua metode diet tersebut, jangan hanya tergiur dengan penurunan berat badan cepat yang ditawarkan saja. Setiap metode diet punya risiko bagi kesehatan, terutama jika tidak dilakukan dengan benar.***