Pencemaran Air Dapat Menyebabkan Stunting dan Kanker

- 27 Mei 2024, 07:20 WIB
Ilustrasi/Peneliti mengambil sampel air yang dikonsumsi oleh masyarakat di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, beberapa waktu lalu/ANTARA/HO- SEAMEO RECFON/
Ilustrasi/Peneliti mengambil sampel air yang dikonsumsi oleh masyarakat di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, beberapa waktu lalu/ANTARA/HO- SEAMEO RECFON/ /

GALAMEDIANEWS – Air yang tercemar ternyata berdampak dengan kesehatan seseorang, bahkan mengakibatkan berbagai macam penyakit.

Peneliti dari Southeast Asian Ministers of Education Organization-Regional Centre for Food and Nutrition (SEAMEO RECFON) Dr. Umi Fahmida mengatakan pencemaran pada air dapat menimbulkan dampak yang signifikan terhadap kesehatan seperti menyebabkan stunting dan kanker.

“Air yang tercemar kemudian kita konsumsi dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit, baik yang sifatnya akut seperti diare maupun kronis seperti stunting dan kanker,” ujar Umi menjelaskan.

Baca Juga: 5 Air Rebusan Tanaman Herbal Ini Ampuh Turunkan Darah Tinggi, Sebagai Alternatif dari Pengobatan Medis

Umi yang juga Country Lead Study Action Against Stunting Hub (AASH) Indonesia tersebut menekankan penting untuk memperhatikan kondisi air yang dikonsumsi oleh masyarakat.

Air merupakan kebutuhan fundamental bagi setiap aspek kehidupan manusia, termasuk anak-anak.

Studi AASH yang didanai Pemerintah Inggris melalui UK Research Innovation Global Challenges Research Fund (UKRI GCRF) melakukan pendekatan anak secara utuh baik aspek fisik maupun lingkungan pengasuhan termasuk sistem pangan dan kualitas air minum.

“Pada studi AASH kami mengambil sampel pangan dan air minum pada kohor dengan anak usia bawah dua tahun di Lombok Timur dan kami akan melihat kualitas air termasuk cemaran mikrobiologis (bakteri) maupun cemaran kimia serta microplastics. Kualitas air ini akan kami analisa lebih lanjut kaitannya dengan stunting bersama dengan faktor determinan lain dalam studi ini,” ungkap Umi lebih lanjut.

Direktur Pengendalian Pencemaran Air, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) CH Nety Widayati mengatakan bahwa sumber pencemaran air terbesar di Indonesia berasal dari rumah tangga.

Baca Juga: Masyarakat Diminta Tidak Termakan Hoaks Isu Bromat di Air Mineral

“Masih banyak air limbah domestik yang tidak diolah, di pinggir-pinggir sungai masih banyak black water (air buangan kloset) dibuang ke sungai, bahkan masih banyak jamban apung,” ujar Nety menjelaskan.

Untuk perbaikan kualitas air, perlu kolaborasi dengan semua pihak, termasuk masyarakat. Termasuk dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat dan ke sungai.

Perwakilan Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Asep Supriatna menekankan pentingnya peran kepala daerah dalam pengelolaan air bersih dan limbah yang berkelanjutan.

“Pemerintah melakukan upaya dalam pengelolaan sumber daya air bersih untuk memastikan ketersediaan air yang cukup bagi masyarakat. Namun, tentu saja yang tidak kalah penting adalah peran dari kepala daerah. Kepemimpinan kepala daerah terkait dengan perizinan pembuangan limbah, yang mana pemda menjadi ujung tombak, mulai dari perencanaan dan pengawasannya,” kata Asep lebih lanjut.

Peduli akan keberadaan air mengakibatkan kepada kesehatan tubuh. Konsumsi air air tercemar berdampak buruk akan menimbulkan dampak negatif. ***

Editor: Tatang Rasyid

Sumber: antaranews.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah