Baca Juga: Ustadz Abdul Somad Menangis: Jika Belum Mampu Bertaubat, Jangan Sakiti Keturunan Rasulullah
4. Malu karena segan
نْ عَلِي رضي الله عنه، قَالَ: كُنْتُ رَجُلاً مَذَّاءً وَكُنْتُ اسْتَحْيِي أَنْ أَسْأَلَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم لِمَكَانِ ابْنَتِهِ، فَأَمَرْتُ الْمِقْدَادَ بْنَ الأَسْوَدِ. فَسَأَلَهُ فَقَالَ: “يَغْسِلُ ذَكَرَهُ، وَيَتَوَضَّأُ”
Ali meriwayatkan, ia berkata, “Aku laki-laki yang sering mengeluarkan madzi. Aku meminta Miqdad untuk menanyakan hal itu kepada Nabi. Dia pun bertanya kepada beliau. Nabi SAW menjawab, “Cukup dengan wudhu.” (HR Bukhari 132 Bab Al-‘Ilm)
Baca Juga: Soal Prabowo Subianto Temui Habib Rizieq, Petinggi Gerindra: Pasti Ada Saatnya
5. Malu kepada diri sendiri
Rasa malu seseorang kepada dirinya sendiri adalah rasa malu dari jiwa yang mulia dan agung. Rasa ini juga muncul karena kerelaannya terhadap kelalaian yang dilakukannya.
Orang seperti ini, jiwanya merasa malu kepada jiwanya sendiri sehingga seolah-olah dia memiliki dua jiwa di mana salah satunya merasa malu kepada yang lainnya.
Inilah rasa malu yang paling sempurna. Jika seorang hamba merasa malu kepada dirinya, rasa malunya kepada orang lain akan jauh lebih besar.” Wallahualam. ***