Dikembangkan di Laboratorium, Menakjubkan atau Menakutkan? Israel Ciptakan Steak Daging Sapi Buatan

14 Februari 2021, 11:00 WIB
STEAK atau daging sapi panggang.* /Pixabay

GALAMEDIA - Sebuah perusahaan Israel memamerkan steak 3D pertama di dunia. Dikembangkan di lab dari sel sapi asli, steak ini benar-benar bebas dari proses penyembelihan hewan.

Para ilmuwan mengkloning sel dua sapi dan menumbuhkannya di laboratorium. Mereka menyatukannya hingga membentuk steak.

Aleph Farms, perusahaan di balik 'hidangan Frankenstein' ini mengatakan pengambilan sel tidak lebih menyakitkan atau invasif daripada manusia yang melakukan tes usap.

Baca Juga: Presiden Jokowi dan Moeldoko Berfoto Bareng Deni Siregar dan Abu Janda Cs, Inikah Adik Asuh dan Kakak Pembina?

Dikutip Galamedia dari DailyMail belum lama ini, Sapi yang diambil selnya untuk diproses tidak dibunuh, tetapi produknya adalah daging asli.

Aleph mengklaim daging yang dibudidayakan di laboratorium menawarkan rasa yang lezat dan tetap juicy, sama dengan ribeye asli yang dibeli dari supermarket.

Aleph menciptakan teknologi bioprinting 3D yang memungkinkannya secara tepat mengatur berbagai struktur seluler di atas satu sama lain untuk membentuk steak.

Baca Juga: Mau Ketemu dan Ngasih Makan Dinosaurus? Buruan Datang ke Bandung!

Sejauh ini perusahaan memiliki dua inkubator, Alberto dan Gertrude, di fasilitas Tel Aviv yang dinamai sesuai nama dua sapi donor.

Setiap steak yang dibuat oleh Aleph secara teknis berasal dari Gertrude atau Alberto.

Kedua inkubator meniru kondisi di dalam sapi untuk menghasilkan sel seakurat mungkin.

Empat sel berbeda yaitu sel pendukung, sel lemak, sel pembuluh darah dan sel otot diolah menjadi 'tinta' dalam bioprinter 3D yang dibuat khusus.

Baca Juga: Jokowi Imbau Masyarakat Aktif Mengkritik Pemerintah, Jusuf Kalla: Demokrasi Kita Terlalu Mahal

Aleph sebelumnya membuat daging cincang dan nugget ayam yang tidak memerlukan tempat pemotongan hewan.

Prosesnya lebih kompleks karena lebih sulit untuk meniru vaskularisasi dan tekstur potongan yang tidak diproses.

Didier Toubia, CEO Aleph Farms mengatakan produk pertamanya pada 2018 memiliki 60-70 persen rasa yang asli.

Daging versi sebelumnya ini tidak dibuat dengan teknologi cetak 3D yang sama dengan ribeye.

Baca Juga: Miyabi Ngaku Sempat Terkaget-kaget Dirinya Masuk Buku Pelajaran Sekolah di Indonesia

Perusahaan percaya bahwa metode baru ini lompatan besar menuju mimpinya untuk menciptakan 'dunia yang lebih berkelanjutan, adil dan aman'.

Saat ini, steak yang dibudidayakan di laboratorium jauh lebih mahal daripada steak organik karena keterbatasan sumber daya dan keahlian.

Tapi Aleph berharap dapat meningkatkan produksinya di tahun-tahun mendatang.

Toubia mengatakan kepada MailOnline bahwa steak mereka akan tersedia di beberapa restoran kelas atas tahun depan.

Baca Juga: Cek Fakta: SBY Restui Anies Baswedan Menuju RI 1, Benarkah?

Sebelumnya diperkirakan satu steak tipis akan berharga $ 50 atau Rp 699 ribu.

Namun belum ada harga yang diumumkan untuk steak ribeye Aleph. Perlu dua hingga tiga tahun sebelum teknologi yang dibutuhkan berkembang ke titik di mana produk dapat tersedia secara komersial.

"Kami sedang menjalankan rencana untuk mencapai keseimbangan biaya budidaya produk daging dalam skala besar," kata Toubia.

Ia berharap dapat mewujudkan visinya lebih cepat daripada generasi baru pengganti daging nabati.

Baca Juga: MIRIS!! Anak Remaja Edarkan Narkoba Jenis Sabu Atas Perintah Ibunya

"Kami juga menyadari beberapa konsumen akan menginginkan potongan daging yang lebih tebal dan berlemak."

Untuk itu pihaknya akan terus melakukan pengembangan secara progresif.

Mengomentari steal Aleph, juru bicara Masyarakat Vegan mengatakan penemuan apa pun yang mengurangi penderitaan hewan diperbolehkan, tetapi produk Aleph tidak memenuhi syarat sebagai vegan karena terbuat dari sel yang diambil dari hewan.

Baca Juga: Warga Jakarta Sempat Cekcok dengan Polisi di Bandung Lantaran Tak Bisa Tunjukkan Hasil Swab

"Cepat atau lambat, pertumbuhan populasi dunia akan dipaksa untuk makan lebih sedikit daging karena peternakan saat ini dijalankan tidak secara berkelanjutan."

"Jadi dapat diterima jika ada alternatif pilihan bagi mereka yang tidak siap menjadi vegan saat ini."

Namun demikian perdebatan muncul terkait apakah daging lab di masa depan dapat dipromosikan sebagai bagian pola makan nabati sekaligus solusi pengadaan produk daging.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail

Tags

Terkini

Terpopuler