Polemik Ustadz Yahya Waloni dengan Megawati, Politisi PDIP: Dia Kesasar dan Berubah Menjadi Serigala

16 Februari 2021, 15:08 WIB
Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko yang mengomentari cerita kontroversial Pendakwah asal Manado, Ustadz Yahya Waloni. /Tangkapan layar YouTube Helmy Yahya Bicara

GALAMEDIA – Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Budiman Sudjatmiko mengungkapkan suatu pernyataan yang bernada sindiran kepada Ustadz Yahya Waloni.

"Dearest saudara2ku umat Krsitiani..ada dombamu yg hilang dgn sukarela dan dia rupanya kesasar ke tempat kami," ujar Budiman dikutip Galamedia dari akun Twitter pribadinya, @budimandjatmiko, 16 Februari 2021.

"Berubah jd serigala," ujarnya menambahkan.

Baca Juga: Komisi 1 DPR Akan Revisi UU ITE Berantas Buzzer Penyebar Hoaks

Sebagaimana telah diketahui sebelumnya, Ustadz Yahya Waloni mendoakan Ketua Umum PDIP Megawati agar segera dibawa ke pengadilan dan meninggal dunia.

"Saya tidak pernah mengambil tanggung jawab untuk menghina beberapa angka. Aku berkata Megawati, begitu cepat kematian, dibawa ke pengadilan (ke polisi) saya. Bahkan (apa yang disampaikan) didasarkan pada hadist," ujar Ustadz Yahya.

Ucapannya tersebut telah terekam jelas pada video yang berjudul "Jika saya datang ke Nyapres, Jokowi tidak akan menjadi presiden", yang diunggah di kanal Youtube, Islam.

Baca Juga: Artis Marshanda Tiba-tiba Datangi Pengadilan Negeri Bandung, Ada Apa Ya?

Menurutnya, Megawati merupakan sosok yang tidak suci. Ustadz Yahya menilai jika kehidupan Megawati di bumi tidak diharapkan selama ini.

Selain Megawati, Ustadz Yahya mengaku jika dia tidak terkejut ketika kesulitan kerap terjadi di Indonesia.

Menurutnya, terlalu banyak kebohongan dan kemunafikan yang telah terjadi di Indonesia.

"Bencana tidak akan berhenti pada kebohongan dan kemunafikan yang ada di negara kita. Negara kita sedang dihukum Allah," ujar Ustadz Yahya.

Baca Juga: Waspada! Facebook dan Instagram Rawan Penipuan Via Email, Simak Langkah-langkah Menghindarinya

Selain itu, Ustadz Yahya mengungkapkan masalah terkait ruang umat Islam di Indonesia.

"Contohnya di wilayah perbatasan, jika kita terdapat suatu percakapan sedikit keras, kita akan segera dituduh sebagai radikal dan anti-Pancasila, padahal mereka merujuk pada Al-Quran dan Hadits," ujar Ustadz Yahya.

"Sudahlah, PKI. Konsep ini sudah tertanam," tandasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler