India Selamatkan 81 Pengungsi Rohingya dengan Kapal yang Hanyut, 8 tewas dan Satu Orang Hilang

26 Februari 2021, 17:17 WIB
Ilustrasi Pengungsi Rohingya. /Antara/Rahmad/ANTARA FOTO

GALAMEDIA - Penjaga pantai India telah menemukan 81 orang yang selamat dan delapan tewas di sebuah kapal yang dipenuhi pengungsi Rohingya yang terapung di Laut Andaman, kata seorang pejabat kementerian luar negeri India.

Dilansir Galamedia dari Al Jazeera pada Jumat, 26 Februari 2021, pejabat itu juga menambahkan bahwa para Rohingnya yang bertahan hidup tidak akan diizinkan memasuki wilayah India.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Anurag Srivastava mengatakan tentang penyelamatan pada hari Kamis kemarin, bahwa ada satu orang pengungsi hilang.

Baca Juga: Buntut Blunder dr Tirta Bela Jokowi, Politisi Partai Demokrat: Dokter Menjelma Buzzer

Dua kapal penjaga pantai India dikirim untuk membantu para pengungsi, 23 di antaranya adalah anak-anak.

Kapal itu berangkat pada 11 Februari lalu dari Cox's Bazar di Bangladesh, tempat kamp pengungsian yang telah didirikan pada tahun 2017, saat lebih dari satu juta Rohingya yang melarikan diri dari tindakan keras militer di negara tetangga Myanmar.

Kapal tersebut sudah empat hari mengapung di laut, namun mesin kapal mati dan Rohingya kehabisan makanan serta air.

Baca Juga: Moeldoko Merasa Ditekan, Andi Arief Bongkar Fakta: Anda Masih Bergerak dan Bersekongkol dengan Kader

"Setelah empat hari di laut, mesin kapal mati dan Rohingya kehabisan makanan serta air. Banyak dari mereka yang sakit dan menderita dehidrasi ekstrem saat diselamatkan," kata Srivastava.

Pemerintah India sedang berdiskusi dengan Bangladesh untuk memastikan mereka kembali dengan selamat.

Pihak berwenang di Bangladesh mengatakan pada hari Senin lalu, bahwa mereka tidak mengetahui adanya kapal yang meninggalkan kamp pengungsian.

Baca Juga: Menko Kemaritiman dan Investasi RI, Luhut Binsar Pandjaitan Akan Kembali Membuka Pariwisata di Bali

Bangladesh telah mencegah sejumlah upaya pengungsi untuk berlayar ke laut dalam beberapa tahun terakhir, karena perdagangan manusia sering kali memikat mereka dengan prospek kehidupan yang lebih baik di Malaysia atau Indonesia.

Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memberikan peringatan awal pekan ini atas kapal yang hilang.

“Kami memahami bahwa kru penyelundup meninggalkan kapal beberapa hari lalu. Tanpa awak yang memenuhi syarat, ada risiko tinggi yang membahayakan para pengungsi dan lebih banyak kematian,” kata Catherine Stubblefield, juru bicara biro regional PBB untuk Asia dan Pasifik (UNHCR), pada Senin 22 Februari lalu.***

Editor: Dadang Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler