GALAMEDIA – Sejak Senin, 1 Februari 2021 lalu kabar dari Aung San Suu Kyi masih belum diketahui sampai sekarang.
Saat ini Tatmadaw (Junta Militer) telah menunjuk Wakil Presiden Myint Swe untuk menjadi presiden sementara Myanmar.
Myint Swe didesak Tatmadaw untuk menyatakan keadaan darurat dan mendeklarasikan penyerahan posisi eksekutif, legislatif dan yudikatif kepada Jenderal Min Aung Hlaing selama satu tahun ke depan.
Baca Juga: Ramai di TikTok, Begini Sinopsis Film Clouds yang Bikin Nangis dari Menit Awal
Namun dari kejadian kudeta militer ini, pengungsi Rohingya tidak turut bereaksi seperti masyarakat Myanmar pada umumnya karena teringat dengan genosida yang dilakukan Suu Kyi kepada mereka.
Dilansir dari Al Jazeera, pengungsi Ronghingya di kamp Kutupalong, distrik Cox’s Bazar Bangladesh Selatan turut menanggapi peristiwa kudeta dan penangkapan Aung San Suu Kyi.
Pemimpin Komunitas Rohingya Mohammad Yunus Arman memberitahu bahwa dahulu militer Myanmar membunuh keluarga mereka di negara bagian Rakhine saat Suu Kyi berkuasa.
"Dia hanya terdiam. Bahkan tidak mengatakan 'Rohingya'. Kami dahulu berdoa bagi kesuksesannya dan memperlakukannya bagai ratu. Namun setelah 2017, kami sadar karakter aslinya," ucap Arman pada 3 Februari 2021.
Baca Juga: Tak Hanya Kudeta, Aung San Suu Kyi Dituntut Polisi Myanmar Soal Impor Ilegal