Dimasa Pandemi Covid-19, Informasi Hoax Kadang Mencantumkan Sumber Media yang Kredibel

8 Juni 2021, 17:26 WIB
Ilustrasi Hoax /Rizqi Arie Harnoko/PIXABAY/geralt

GALAMEDIA - Sekitar 800 kabar bohong atau hoaks seputar pandemi COVID-19 yang beredar di masyarakat telah diklarifikasi pemerintah.

Parahnya meski informasinya hoax, si penyebar biasanya mencantumkan media yang kredibel.

"Hari-hari saya melawan hoaks. Ada 8 ribu hoaks yang berkaitan sama COVID-19. Ada yang dibuat sumbernya dengan mencantumkan media kredibel. Sekarang semakin parah niatnya," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Reisa Broto Asmoro dalam acara bincang-bincang di Kantor Redaksi ANTARA, Jakarta Pusat, Selasa, 8 Mei 2021.

Baca Juga: Pangkat Pangeran Harry dan Meghan Markle Diturunkan Pihak Istana, Begini Alasannya

Menurut Reisa, seluruh kabar bohong tersebut ditangani oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) sejak setahun Reisa bertugas sebagai juru bicara pemerintah terkait COVID-19.

Bahkan Kemkominfo telah memiliki sistem penanggulangan hoaks yang disebut sebagai Hoax Buster sebagai kanal untuk menetralisasi kabar bohong yang beredar di masyarakat.

Dimana seluruh berita bohong yang beredar di masyarakat kemudian di tarik tim verifikasi Kominfo untuk diklarifikasi.

Baca Juga: Tommy Soeharto Unggah Pidato Terakhir Presiden RI ke-2 , Netizen: Seburuknya Orde Baru Gak Pernah Pakai Dana H

Pernyataan klarifikasi tersebut kemudian dikumpulkan dalam kanal Hoax Buster yang ada di laman www.covid-19.go.id.

Reisa mengatakan, Kemkominfo juga menspesifikasi kabar bohong berdasarkan isu yang diangkat, misalnya terkait vaksin, penyakit, kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI).

"Misalnya isu tentang presiden tidak divaksin, jarum suntiknya tidak masuk dan lain-lain. Kita buat semacam link klarifikasi yang bisa memudahkan masyarakat memantau akurasi dari kabar yang beredar," katanya.***

Editor: Dadang Setiawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler