Blak-blakan! Tokoh Papua Ini Berani Sebut Demokrasi Indonesia Hancur hingga Beberkan Permasalahan Rezim Jokowi

22 Juni 2021, 15:36 WIB
Tokoh Papua, Christ Wamea. /Twitter/@PutraWadapi/ /

GALAMEDIA - Tokoh Papua, Christ Wamea kembali menyoroti perihal kondisi Indonesia saat ini.

Christ menilai bahwa Indonesia saat ini sedang mengalami degradasi dari berbagai sektor, baik ekonomi, pemerintahan, dan sebagainya.

Melalui akun Twitter pribadinya @PutraWadapi, ia mengatakan bahwa utang Indonesia kian menggunung setiap tahunnya.

"Utang menggunung setiap tahun," sebut Christ dilansir Galamedia dari akun Twitter @PutraWadapi pada Selasa, 22 Juni 2021.

Baca Juga: Sebut Indonesia Masuki Masa Genting Covid-19, Susi Pudjiastuti: Hati-hati dan Selalu Waspada!

Tokoh Papua tersebut mengungkapkan selain utang yang terus bertambah, kondisi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pun terus mengalami kerugian dan Ekonomi yang semakin anjlok.

"BUMN terus merugi, ekonomi makin anjlok," katanya.

Selain itu, Christ Wamea pun juga turut membeberkan sejumlah permasalahan mulai dari tingkat pengangguran hingga kemiskinan yang semakin meningkat.

"Pengangguran dan kemiskinan terus meningkat," ujarnya.

Atas berbagai permasalahan tersebut, Christ mengatakan bahwa demokrasi Indonesia semakin mengalami kehancuran.

Baca Juga: Resep Capcay Kuah yang Segar dan Endeus, Sensasi Gurihnya Bisa Bikin Ketagihan!

"Demokrasi semakin hancur," nilainya.

Tokoh Papua itu menambahkan bahwa kasus korupsi yang terjadi di Indonesia semakin menjamu dan tumbuh subur mulai dari daerah hingga pusat.

Tak berhenti disitu, Christ juga turut mengatakan sampai-sampai alokasi dana bansos yang diperuntukkan untuk kalangan orang tak mampu pun tak luput dari tindakkan korupsi.

"Korupsi tumbuh subur dari daerah hingga pusat, sampai dana bansos untuk rakyat miskin pun dikorupsi," jelas Christ.

Baca Juga: Tak Ingin Kalah dengan Manuver Politik Qodari, Refly Harun Bakal Gelar Kampanye Penolakan Jokowi-Prabowo

Lebih lanjut, Christ pun menyinggung soal usulan jabatan presiden tiga periode.

Ia menilai bahwa hal tersebut sangatlah tidak sesuai, terlebih melihat kondisi Indonesia saat ini yang dihadapkan pada berbagai persoalan.

"Jadi sangat aneh kalau masih bermanuver untuk tiga periode," pungkasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler