Vaksin Nusantara Diklaim Terawan Bakal Tuntaskan Pandemi di Dunia, Ternyata Ini Bedanya dengan Sinovac Cs

19 Juli 2021, 13:52 WIB
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. /Pixabay/Surprising_Shots/

GALAMEDIA - Ungkapan eks Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto soal Vaksin Nusantara kembali mencuat. Terawan mengklaim bahwa Vaksin Nusantara saat ini disepakati oleh negara-negara di dunia untuk mengakhiri pandemi Covid-19.

Tidak hanya itu, Terawan juga mengaku bahwa sekarang ini dunia sedang membicarakan Vaksin Nusantara yang dikenal dicetuskan olehnya.

"Sekarang di seluruh dunia sedang membicarakannya, termasuk terakhir dari New York dan sebagainya, karena sudah terbit jurnal PubMed. Itu isinya adalah dendritic cell vaccine immunotherapy atau Vaksin Nusantara, the beginning of the end cancer and Covid-19,” ujar Terawan dikutip Galamedia Senin, 19 Juli 2021.

Baca Juga: Usai Dicap Sebagai Pelakor, Nissa Sabyan Kini Unggah Foto Kedekatan dengan Ayus di Media Sosial

Pernyataan tersebut disampaikan terawan dalam Webinar bertajuk 'Perang Biologis Pandemi Covid-19: Lessons Learned and Efforts to Reinforce health Security to Accelerate Covid-19' yang tayang dalam kanal YouTube RSPAD beberapa waktu yang lalu.

Terawan menambahkan bahwa dunia sepakat bahwa Vaksin Nusantara akan menjadi solusi penyelesaian pandemi Covid-19 di dunia.

"Artinya apa? Dunia sepakat punya hipotesis bahwa yang menyelesaikan hal ini termasuk Covid-19 adalah dendritic cell vaccine immunotherapy atau Vaksin Nusantara," lanjutnya.

Ia juga meyakinkan bahwa Vaksin Nusantara aman untuk digunakan. Bahkan tak hanya untuk pandemi Covid-19, Vaksin Nusantara juga sudah dikembangkan untuk mengatasi kanker.

Baca Juga: Luhut Minta Maaf Terkait PPKM Darurat, Mardani Ali Sera: Sikap Ksatria tapi Rakyat Perlu Aksi

"Itu sangat safety karena kita sudah lama berkecimpung dalam pembuatan dendritic cell vaccine immunotherapy itu, dengan tim dokter Nyoto selaku moderator, bersama-sama dengan kita sudah mengembangkannya jauh-jauh hari untuk penanganan kanker," kata Terawan.

Dalam kesempatan yang sama, Terawan juga mengaku dirinya sangat senang karena RSPAD Gatot Soebroto sebagai Rumah Sakit kepresidenan mampu menunjukkan jati diri dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Terutama kata Terawan, dalam membuat Vaksin Nusantara atau dendritic cell vaccine immunotherapy.

Baca Juga: Cek Nama Anda di corona.jakarta.go.id, BST DKI Jakarta Rp 600 Ribu Cair, Simak Syarat dan Caranya

Terlepas dari klaim yang diungkapkan Terawan, lantas apa yang membedakan Vaksin Nusantara dengan vaksin-vaksin yang sudah digunakan di Indonesia selama ini?.

Seperti diketahui, beberapa produk vaksin sudah digunakan Indonesia sejak program vaksinasi dimulai, mulai dari Sinovac hingga AstraZeneca.

Jika merujuk pernyataan Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Chairul Anwar Nidom beberapa waktu yang lalu, Vaksin Nusantara memang memiliki perbedaan dengan vaksin lainnya.

"Bedanya terletak pada motor aktivitasnya," kata dia pada Februari 2021 yang lalu.

Baca Juga: Resep Asinan Buah yang Sedap dan Menyegarkan, Cocok Disantap saat Idul Adha Bersama Keluarga

Nidom membeberkan bahwa vaksin pada umumnya disuntikan kepada seseorang dengan antigen (virus inaktif atau subunit protein). Kemudian tubuh akan membentuk antibodi.

Hal itu serupa yang terjadi dalam vaksin Sinovac yang digunakan di Indonesia atau vaksin sejenis lainnya.

Sementara Vaksin Nusantara berbeda. Vaksin ini berbasis sel dendritik yang disebut Nidom sebagai pabrik antibodi.

"Saat sel dendritik tua, maka sel itu akan menularkan kemampuannya menetralisir virus pada sel dendritik yang lebih muda. Sehingga tidak keliru kalau dikatakan antibodi Vaksin Nusantara seumur hidup," kata dia.***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah

Tags

Terkini

Terpopuler