Soal Cat Ulang Pesawat , Ali Syarief: Seragam Negara Diganti Atribut Warna Partai, yang Jadi Korban Rakyat!

4 Agustus 2021, 09:59 WIB
Akademisi Cross Culture Institute, Ali Syarief. /YouTube Ali Syarief-Cross Culture Institute-Hipp/ /

GALAMEDIA - Akademisi Cross Culture Institute, Ali Syarief berikan kritik soal penggantian warna pesawat kepresidenan. Sebelumnya, pihak istana telah mengkonfirmasi soal pengecatan ulang pesawat kepresidenan menjadi warna merah putih.

Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono menyebutkan bahwa rencana pengecatan pesawat kepresidenan sudah sejak tahun 2019.

"Benar, pesawat kepresidenan Indonesia-1 atau pesawat BBJ 2 telah dilakukan ulang. Sudah direncakan sejak tahun 2019, terkait dengan perayaan HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia di tahun 2020," ujarnya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Apresiasi Youtuber Doni Salmanan Berbagi 3.000 Paket Bansos untuk Warga Terdampak Pandemi Covid

Heru juga menjelaskan alasan pesawat kepresidenan dicat ulang karena pesawat tersebut sudah seharusnya melakukan perawatan rutin. Diketahui, warna pesawat kepresidenan yang awalnya berwarna biru langit kemudian berubah warna menjadi merah putih menimbulkan kontroversi.

Hal itu dihubung-hubungkan dengan warna yang identik dengan salah satu partai politik. Pengecatan ulang ini kemudian mendapat sorotan dari publik termasuk akademisi Ali Syarief.

Ali mengatakan perubahan warna pesawat kepresidenan merugikan rakyat sehingga rakyat lagi lah yang menjadi korbannya. Hal itu disampaikan Ali melalui cuitan di akun Twitternya @alisyarief pada Rabu, 4 Agustus 2021.

Baca Juga: Pemerintah 'Paksakan' Cat Ulang Pesawat Kepresidenan, Yan Harahap: Rezim Benar-benar Bermental Pemboros

"Dendam dan Kebencian soal warna PARPOL, Biru VS Merah, akhirnya yg jadi korban "duit belanja hak rakyat", dibelanjakan untuk ganti baju Pesawat," cuit Ali dikutip Galamedia, Rabu, 4 Agustus 2021.

Ali juga menyinggung soal warna partai yang identik dengan warna pesawat kepresidenan itu. "Seragam Negara diganti dengan atribut Warna Partai. Kelihatan "sangat kenak-kanakan"," sambungnya.

"Tetap yg jadi korban adalah Rakyat beresiko," tutupnya.***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah

Tags

Terkini

Terpopuler