GALAMEDIA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut bekerjasama dengan Kantor Imigrasi Wilayah 2 Tasikmalaya melakukan pengawasan terhadap kemungkinan adanya imigran gelap yang melintas di jalur Pantai Selatan Garut.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Garut, Wahyudijaya mengatakan, pihaknya juga sudah koordinasi dengan Forkopimcam di wilayah selatan.
Tujuannya agar meningkatkan pengawasan untuk mengantisipasi kedatangan imigran gelap yang hendak menuju Australia di sepanjang jalur pantai selatan Garut.
Baca Juga: Fakta Baru Kasus Korupsi Eks Petinggi DPRD Jabar, Ade Barkah Ancam Pejabat Bappeda
"Banyak kasus imigran gelap dari berbagai negara konflik, yang warganya eksodus masuk ke jalur perlintasan Pantai diwilayah Garut Selatan, termasuk isu eksodus warga Afganistan pasca negaranya dikuasai oleh taliban yang saat ini menjadi prioritas pengawasan imigrasi dan Pemkab Garut," ujarnya, Senin 13 September 2021.
Menurut Wahyudijaya, pihaknya sudah memiliki tim efektif dengan komposisi anggota multi sektoral yang saat ini mulai melakukan pengawasan terhadap kemungkinan adanya eksodus warga Afganistan ke jalur Pantai Selatan Garut.
"Dilihat dari peta geografis, Garut ini selalu dijadikan lokasi persinggahan bagi warga yang di negaranya tengah berkonflik seperti Afganistan dengan Rusia, begitu juga dengan muslim Ronghiya," ucapnya.
Baca Juga: Sebar Hoaks Soal Megawati, PDIP Jabar Laporkan Hersubeno Arief ke Polisi
Wahyu menyebutkan, pihaknya sudah melakukan maping atau pemetaan wilayah di sejumlah titik rawan dan mencari informasi sebanyak-banyaknya terkait kemungkinan eksodus warga Afganistan tersebut.
"Perairan Pamengpeuk, Cibalong, Pakenjeng dan Cisewu, menjadi titik rawan prioritas pengawasan bagi warga imigran gelap yang masuk ke jalur-jalur tikus dermaga perairan di wilayah Selatan Garut," katanya.
Wahyu menuturkan, dalam waktu dekat ini pihaknya juga akan melakukan sosialisasi di Cisewu, yang merupakan salah satu jalur perlintasan bagi imigran gelap.
Ia berharap, ada peran masyarakat yang turut mengawasi apabila ada warga asing yang masuk ke wilayahnya untuk segera melaporkan hal itu.
Wahyu menambahkan, pengawasan imigran gelap itu tidak hanya pada negara Afganistan saja, melainkan warga negara lainnya yang datang ke Indonesia secara ilegal atau tidak memiliki surat-surat resmi.
"Jadi tidak hanya Afganistan saja tapi dari negara lain juga kita awasi, karena belajar dari pengalaman Garut ini selalu jadi daerah persinggahan mereka (imigran gelap)," katanya.
Wahyu mencontohkan, beberapa tahun lalu di wilayah Garut selatan banyak ditemukan kasus imigran gelap dari berbagai negara, terutama dari Timur Tengah yang hendak menuju pulau Christmas di Australia dengan melewati wilayah Pantai Selatan Garut.***