Mensos Risma Permalukan Petugas PKH Gorontalo Terekam Video, Zubairi Djoerban: Itu Tidak Manusiawi

2 Oktober 2021, 15:45 WIB
Ketua Satgas Covid-19 IDI Profesor Zubairi Djoerban. /Twitter/@ProfesorZubairi

 

GALAMEDIA - Aksi Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini (Risma) memarahi petugas Program Keluarga Harapan (PKH) Gorontol terus menuai kritik dari sejumlah kalangan.

Mereka menilai kemarahan dari sosok seorang menteri terlalu berlebihan hingga mendeskriditkan pegawai rendahan.

Bahkan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Zubairi Djoerban turut berkomentar dengan adanya peristiwa tersebut.

Melalui akun Twitter @ProfesorZubairi, Sabtu, 2 Oktober 2021, Zubairi pun menyoroti orang yang merekam peristiwa itu.

"Prinsipnya, pujilah orang di depan umum dan koreksi kekurangan mereka secara pribadi. Pemimpin bijaksana dapat memberi tahu tanpa mempermalukan," ujar Zubairi.

"Lebih penting lagi, berhenti merekam orang yang sedang dimarahi atau dipermalukan. Setop. Itu tidak manusiawi. Terima kasih," tandasnya.

Baca Juga: Muannas Alaidid Singgung Rasisme dalam Cuitannya Soal Jokowi dan Ganjar, Natalius Pigai: Justru Kalian Rasis

Peristiwa itu pun membuat Gubernur Gorontalo Rusli Habibie merasa tersinggung.

Menurutnya, sikap Mensos Risma tak patut untuk dilakukan. Apalagi dirinya adalah seorang ibu.

Ia menyatakan, apa yang dilakukan Risma sebagai seorang menteri sudah memberikan contoh buruk soal bagaimana seorang pejabat sekelas menteri bersikap.

“Saya saat melihat video itu sangat prihatin. Saya tidak memprediksi seorang ibu menteri, sosial lagi, memperlakukan seperti itu. Contoh yang tidak baik,” buka Rusli dikutip dari situs resmi Pemprov Gorontalo, Jumat, 1 Oktober 2021.

Sehubungan hal itu, ia meminta agar Risma bisa menjaga sikap terhadap rakyat, terlebih ketika berkunjung ke kampung orang.

“Pangkat, jabatan harus kita jaga. Tidak ada artinya pangkat ini semua kita tinggalkan. Kalaupun toh dia salah ya dikoreksi, di depan umum lagi,” sambungnya.

“Pendamping PKH itu menyampaikan kepada ibu menteri ada nama nama ini saldonya kosong karena informasinya sudah dicoret. Itu yang bikin naik darahnya," ujarnya.

“Boleh lah emosi tapi jangan kelakuan seperti itu dong. Itu pegawai saya meskipun dia pegawai rendahan tapi manusia juga. Saya alumni STKS, tahun 80-an sudah kenal menteri Nani Soedarsono, para Dirjen tapi tidak ada yang sikapnya begitu. Saya tersinggung, saya enggak terima,” ketusnya.

Baca Juga: Syahrini Kenakan Dress Bernuansa Oranye, Harganya Ternyata Belasan Juta

Ia pun meminta Presiden Jokowi mengevaluasi sikap Mensos Risma yang dari banyak kesempatan selalu emosional ketika menegur suatu hal. Apalagi aksinya kini terlanjur viral dan buat heboh warga Gorontalo.

“Tolonglah, mumpung Pak Presiden juga bisa lihat di Youtube, di mana mana karena sudah ribut. Memperingati stafnya karena seperti itu,” tandasnya.

Dalam sebuah video, Risma dengan pakaian batik mengamuk sembari menunjuk-nunjuk koordinator penyaluran bansos di Gorontalo.

Kemarahannya itu dipicu adanya perbedaan laporan antara Program Keluarga Harapan (PKH) setempat dengan data yang disampaikan pejabat Kemensos.

Data itu terkait dicoretnya Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) karena saldo rekeningnya 0 rupiah.

Pejabat Kemensos yang hadir dalam rapat saat itu memaparkan bahwa pihak Kemensos tidak pernah mencoret data KPM PKH.

Sontak Bu Risma kemudian memarahi petugas PKH Gorontalo yang kebetulan ikut dalam rapat.

"Jadi bukan kita coret, ya! Kamu tak tembak, ya, tak tembak kamu!" ujar Risma sambil berdiri dari kursinya, berjalan mendatangi petugas PKH.

Dia lalu mengarahkan pulpennya ke dada petugas itu.

Saat Risma mengucapkan 'tak tembak kamu', peserta rapat mengira Mensos sedang bercanda dan mereka sempat tertawa. Bahkan ada yang bercanda hingga meneriakan 'dor'.

Namun nada bicara Bu Risma yang semakin tinggi membuat seisi ruangan kemudian hening.

"Data-data itu, yang sering kamu jadi fitnah! Itu saya yang kena, tahu enggak!" tuturnya.

Risma juga menegaskan, pihak Kemensos tidak pernah mencoret data KPM.

"DTKS dicoret, saya tidak pernah nyoret, semua daerah kita tambah, ngapain aku nyoret?!" ujar Mensos Risma.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gorontalo Husain UI membenarkan hal tersebut, menurutnya, kemarahan Risma dipicu lantaran ada salah satu penerima yang telah dihapus sebagai penerima bantuan. Setelah di cek oleh staf ahli menteri, ternyata orangnya masih ada.

"Nah, itulah yang membuat Mensos marah kepada koordinator daerah penyalur bansos. Sebab mereka itu diangkat oleh Mensos dan bermitra dengan Dinas Sosial Kabupaten Gorontalo," pungkasnya.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler