Heboh Skandal Pajak Terbesar Dunia Pandora Papers, Apa Bedanya dengan Panama dan Paradise Papers?

7 Oktober 2021, 14:16 WIB
ILUSTRASI - Berikut penjelasan terkait Perusahaan Cangkang dan Surga Pajak yang disebut karena Pandora Pappers. //PIXABAY/PublicDomainPictures

GALAMEDIA – Publik seluruh dunia tengah dihebohkan oleh kebocoran data terkait skandal pajak terbesar di dunia yang menyeret sejumlah nama mulai dari pemimpin, pejabat, selebritis dunia, keluarga kerajaan, pemimpin agama, hingga pelaku kejahatan penipuan dan gembong narkoba.

Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ) mengungkap laporan berisi dokumen yang menunjukkan bagaimana cara sederet tokoh dunia memanfaatkan fasilitas di wilayah ‘surga pajak’ untuk merahasiakan aset kekayaan dan terhindar dari kewajiban membayar pajak.

Sebelumnya, bocoran laporan data serupa pernah diungkap oleh ICIJ yang masing-masing diberi nama Panama Papers dan Paradise Papers. Lantas apa bedanya dengan Pandora Papers?

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 7 Oktober 2021: Irvan Adalah Peneror, Andin Seketika Membenci Omnya  

Dilansir dari berbagai sumber, secara umum ketiga laporan tersebut memuat informasi perusahaan cangkang yang dimiliki sejumlah tokoh elite dunia di kawasan surga pajak.

Panama Papers diungkap oleh ICIJ pada tahun 2016 dari hasil investigasi berdasarkan 2,6 terabyte data dari 11,5 juta dokumen yang bersumber sebuah firma hukum Mossack Fonsesca yang menyediakan jasa pengelolaan aset perusahaan yang berbasis di Panama.

Bocoran dokumen Panama Papers pertama kali diperoleh dari salah satu media di Jerman, Süddeutsche Zeitung yang kemudian diteruskan kepada ICIJ, dan dibagikan kepada para mitra.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 7 Oktober 2021: Irvan Adalah Peneror, Andin Seketika Membenci Omnya  

Panama Papers mengungkap lebih dari 140 politisi bersama keluarga dan kerabatnya yang menggunakan perusahaan offshore di surga pajak. Transaksi rahasia hingga waktu mengenai perjanjian keuangan tersembunyi yang dilakukan oleh sederet nama petinggi hingga penjahat kelas dunia ada dalam dokumen tersebut.

Sementara itu, Paradise Papers diungkap ke public oleh ICIJ pada tahun 2017 berdasarkan investigasi kebocoran 1,4 terabyte data dari 13,4 juta file dari firma hukum offshore, Appleby, serta konsultan jasa yang berbasis di Singapura Asiaciti Trust.

Dalam dokumen tersebut terdapat 9 perusahaan terdaftar yang dikelola oleh pemerintah yurisdiksi rahasia di surge pajak.

Baca Juga: Aktivis: Said Iqbal Akui Gerakan Buruh Tak Bisa Lepas dari Sejarah Gerakan Komunis: Tapi Kok Nyaleg di PKS?

Di antara data yang ditemukan di dalam Paradise Papers, yakni disebutkan bagaimana Twitter dan Facebook menerima ratusan juta dollar AS investasi yang tidak dipublikasikan.

Namun bisa ditelusuri kembali ke institusi-institusi keuangan Rusia, penghindaran pajak oleh perusahaan multinasional, hingga jutaan pound sterling real estate Ratu Inggris yang telah diinvestasikan di Caymand Island.

ICIJ menyebut Pandora Papers memiliki skala yang lebih besar dibanding Panama Papers dan Paradise Papers.

Baca Juga: Netizen Duga Aty Kodong Unggah Video Ria Ricis-Teuku Ryan untuk Dibandingkan dengan Leslar: Pansos Mulu..

Pandora Papers bersumber dari 14 perusahaan offshore yang masing-masing memiliki cara tersendiri dalam mengolah informasi. Beragam bentuk dokumen baik yang sudah digitalisasi meupun yang masih berbentuk kertas yang discan dalam berbagai bahasa terdapat dalam laporan tersebut.

Setidaknya 330 politisi dan pejabat publik yang berasal dari 90 negara dan daerah serta termasuk nama 35 pemimpin negara baik yang masih menjabat atau sudah lengser terseret dalam skandal Pandora Papers.

Perlu diketahui, negara-negara yang dijuluki sebagai kawasan ‘surga pajak’ tidak terikat perjanjian pajak dengan negara lain sehingga mereka tidak memiliki kewajiban melakukan pertukaran informasi.

Juga tidak ada persyaratan mengenai anggota manajemen lokal maupun keharusan manajemen untuk melakukan pertemuan tahunan di negara tersebut.

Hal ini menyebabkan banyak tokoh elite dunia yang memanfaatkan wilayah surga pajak untuk mengumpulkan kekayaan dan keuntungan pribadi.***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah

Tags

Terkini

Terpopuler