MENTERI AGAMA KLARIFIKASI! Yaqut Cholil Qoumas: Memberi Semengat Itu Wajar

25 Oktober 2021, 16:29 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. /instagram/@gusyaqut/ /


GALAMEDIA - Sebelumnya viral pernyataan dari Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas yang mengatakan bahwa Kementerian Agama adalah hadiah untuk NU.

Pernyataan dari Menag Yaqut itu pun lantas menarik perhatian sejumlah tokoh karena dianggap diskriminatif.

Setelah pernyataannya viral, Menag Yaqut pun memberi tahu maksud dan tujuan atas pernyataannya tersebut.

Menurut Menag Yaqut Cholil Qoumas, pernyataan tersebut bertujuan untuk lebih memotivasi para santri dan pesantren.

Selain itu, Yaqut Cholil pun mengatakan bahwa pernyataan terkait hadian untuk NU itu disampaikan dalam forum internal keluarga besar NU.

“Itu saya sampaikan di forum internal. Intinya, sebatas memberi semangat kepada para santri dan pondok pesantreN," papar Menag Yaqut dikutip Galamedia dari laman Kemenag.

Baca Juga: Sebut Harga Tes PCR di Bali Tembus Rp1,9 juta, Said Didu: Ada Pihak yang Berbisnis Di Balik Kekuasaan

"Ibarat obrolan pasangan suami-istri, dunia ini milik kita berdua, yang lain cuma ngekos, karena itu disampaikan secara internal,” jelas Menag, pada Senin, 25 Oktober 2021.

Menag Yaqut mengatakan bahwa memberikan semangat seperti itu wajar karena disampaikannya ke forum internal.

Ia juga mengaku bahwa dirinya tidak tahu bila pernyataannya itu digoreng ke punlik, padahal konteksnya untuk menyemangati.

“Memberi semangat itu wajar. Itu forum internal. Dan memang saya juga tidak tahu sampai keluar lalu digoreng ke publik. Itu forum internal, konteksnya untuk menyemangati,” sambungnya.

Kemudian, Menag pun memastikan bahwa Kemenag tidak diperuntukkan hanya untuk NU saja. Buktinya, kata Menag, Kementerian Agama memberikan afirmasi kepada semua agama.

“Semuanya diberikan hak secara proporsional. Ormas juga tidak hanya NU saja,” tegas Menag.

Baca Juga: Tokoh NU Desak Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Minta Maaf: Makin Ramai Publik Menghujat!

“Bahkan di Kemenag ada Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, itu kader Muhammadiyah. Ada juga Irjen Kemenag yang bukan dari NU,” tutur Menag.

Menag menambahkan, karakter dasar dan jatidiri NU adalah terbuka dan inklusif. NU hadir untuk memberikan dirinya bagi kepentingan dan maslahat yang lebih besar.

“Karena keterbukaan dan mengedepankan kemaslahatan itu sifat dasar NU,” tandasnya.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler