Lagi Asik Bersih-bersih Pasar Malah Diprotes Mahasiswa, Dedi Mulyadi: Publik Suka yang Praktis Bukan Teoritis

17 November 2021, 18:15 WIB
Dedi Mulyadi saat membereskan kesemrawutan Pasar Rebo Purwakarta. /

GALAMEDIA - Seorang mahasiswa tiba-tiba melakukan protes saat Anggota DPR RI Dedi Mulyadi melakukan aksi bersih-bersih di Pasar Rebo Purwakarta.

Mahasiswa tersebut protes dan mempertanyakan kapasitas Dedi untuk membersihkan sampah di tempat tersebut.

Kejadian bermula saat Kang Dedi Mulyadi membersihkan sampah bersama Ikatan Warga Pasar (Iwapa) Pasar Rebo Purwakarta. Selain itu Dedi melakukan diskusi dengan aparat untuk bersama-sama melakukan penataan pedagang yang langsung direspon positif oleh pemerintah.

Untuk membersihkan sampah yang berserakan dan membantu aparat tertibkan lapak pedagang, Dedi pun berinisiatif mengajak para pengemudi ojek untuk membantu.

“Ini ojek ada berapa orang? Sok bantuin saya bersihkan pasar nanti dibayar Rp 150 ribu per orang. Semua orang harus taat aturan dan dagang tertib,” ucap Dedi Mulyadi.

Baca Juga: Pentingnya Seniman Makin Dekat dengan Teknologi

Saat sedang memunguti sampah tiba-tiba Dedi dihampiri pemuda yang mengaku sebagai mahasiswa STAI Muttaqien jurusan hukum keluarga. Pria tersebut bernama Yudha Dawami.

“Akang di sini sebagai apa? Apa dasar hukumnya?,” tanya Yudha.

“Saya di sini sebagai warga yang ini Purwakarta bersih. Kalau membersihkan lingkungan harus ada dasar hukum?,” jawab Dedi.

“Kan ada yang berwenang,” timpal Yudha.

“Iya memang ada mereka yang berwenang kok. Di sini ada Iwapa, Dishub juga. Saya hanya membantu. Saya warga Purwakarta, kenapa (pasar) anda biarkan kotor,” ucap Dedi.

Yudha tetap melakukan protes dan menilai jika Dedi tak berwenang karena bukan pelaksana teknis.

“Loh tidak masalah. Pungut sampah itu kewajiban. Saya warga Purwakarta yang mencintai kebersihan,” jelas Dedi menanggapi protes tersebut.

“Saya juga mencintai kebersihan,” kata Yudha.

“Ya, terus kenapa dibiarkan (sampah). Saya tidak akan melayani orang yang pandai berteori,” timpal Dedi.

Baca Juga: Indonesia Master 2021: Kalah dari Non-Unggulan, Hubungan Praveen Jordan dan Melati Daeva Dikabarkan Retak

Mahasiswa itu pun terus memprotes jawaban Dedi. Ia merasa apa yang diungkapkan merupakan protes warga yang diwakili olehnya.

Mendengar hal itu Dedi pun menanyakan masyarakat mana yang diwakili oleh Yudha. Namun Yudha tak menjawab dan terus menanyakan kewenangan juga kompetensi Dedi membersihkan sampah di pasar.

“Membersihkan ini (sampah) tidak perlu kewenangan atau kompetensi,” ujar Kang Dedi.

Karena warga dan pedagang semakin berkumpul, Dedi pun mengajak pemuda tersebut menuju suatu ruangan untuk melanjutkan diskusi.

Di ruangan terungkap jika pemuda tersebut berasal dari Plered, Purwakarta. Dedi pun langsung menanyakan keberadaan Yudha saat ia membersihkan sampah di wilayah Plered.

Seperti diketahui beberapa waktu lalu Dedi melakukan aksi bersih-bersih di sekitar Plered mulai dari jalan utama hingga area pasar. Di lokasi tersebut ditemukan banyak sampah menumpuk di pinggir jalan dan pasar hingga terdapat bangkai binatang yang sudah berminggu-minggu.

Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Tuding Anwar Abbas Ancam Jokowi: Saya Siap Lawan Bapak dan Gerombolan Bapak!!

Dedi menilai Yudha yang mengaku sebagai mahasiswa cinta lingkungan tidak peka karena membiarkan lingkungan rumahnya kotor dan penuh sampah. Bahkan sampah harus dibersihkan oleh Dedi yang bukan oleh Plered.

“Kenapa anda mahasiswa tidak punya kepekaan ada orang setiap hari buang sampah dan membiarkan, jangan-jangan anda ikut buang. Harusnya anda malu sebagai warga Plered, bersihkan sampah oleh saya. Anda jangan ketinggian ngomong, seharusnya malu sampah depan rumah saja dibiarkan,” ucap Dedi.

“Kan ada yang lebih berkompetensi,” timpal Yudha.

“Pemikiran seperti anda membuat negara tidak maju. Tidak punya keinginan memperbaiki secara langsung, hanya berteori. Ngomongnya tinggi. Harusnya anda orang Plered malu, sampah di depan anda dibiarkan oleh anda dan saya yang memungut. Harusnya anda malu, bangkai kucing di pinggir jalan, corat-coret dibiarkan, harusnya malu,” ucap Kang Dedi.

Lagi-lagi Yudha tidak menjawab dan malah menanyakan peran dan fungsi Dedi Mulyadi membersihkan sampah di Pasar Rebo Purwakarta.

Baca Juga: Dilantik Jokowi Jadi KSAD, Dudung Abdurachman Langsung Naik Pangkat Jadi Jenderal Bintang Empat

“Saya sebagai masyarakat Purwakarta dan Iwapa membersihkan sampah pasar. Justru anda harus malu. Orang setingkat saya Wakil Ketua Komisi IV mau pungut sampah, bersihkan lingkungan. Sementara mahasiswa seperti anda lagunya sudah kaya menteri. Ayo kumpulkan mahasiswa kita bersama bersihkan sampah,” tutur Dedi.

Sementara itu warga yang ikut di ruangan tersebut menilai obrolan tidak akan selesai. “Sudah Kang kalau begini terus akan lama tidak ada gunanya malah menghambat. Sudah ayo Kang kita kembali punguti sampah,” ucap warga.

Dedi pun mengajak Yudha untuk kembali ke pasar membersihkan sampah bersama warga dan pedagang. “Sudah ayo kita mulungan runtah (punguti sampah), jangan ngomong saja,” ucap Dedi.

Setelah keluar ruangan tiba-tiba Yudha izin pamit tidak ikut bersih-bersih dengan alasan ada agenda diskusi lain dengan rekan-rekannya.

“Pamit ke mana? Ayo kita bersih-bersih, kan katanya mencintai lingkungan,” ucap Kang Dedi.

“Nanti kita agendakan untuk bersih-bersih,” jawab Yudha.

Di akhir obrolan Dedi mengingatkan agar siapapun orang berhak untuk melakukan protes atau kritik. Namun hal tersebut harus disertai contoh.

“Kritik itu harus dengan contoh. Karena publik saat ini menyukai hal yang praktis, beda zaman tahun saya 90-an. Publik lebih suka yang praktis bukan teoritis,” pungkas Dedi Mulyadi.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler