Nazaruddin Ajukan Permohonan Suntik Mati ke Pengadilan! Kenapa Ya?

6 Januari 2022, 21:02 WIB
Ilustrasi suntik mati. /PIXABAY/QuinceCreative/

GALAMEDIA - Seorang nelayan bernama Nazaruddin Razali (59), warga Desa Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Aceh mengajukan permohonan suntik mati atau eutanasia.

Pengajuan suntik mati itu disampaikannya ke pengadilan negeri setempat. Kenapa ya?

Berdasarkan penjelasannya, Nazaruddin Razali menyebut permohonan itu ia ajukan karena tertekan dengan kebijakan Pemerintah Kota Lhokseumawe.

Sebelumnya, pemerintah setempat berencana untuk merelokasi keramba budi daya ikan di Waduk Pusong.

Baca Juga: Tol Bandung-Cilacap Bakal Segera Dibangun! Waktu Tempuh 206,65 Km Jadi Lebih Cepat

"Jika pemerintah tidak peduli lagi kepada kami para petani keramba di Waduk Pusong, saya minta disuntik mati saja di depan Wali Kota Lhokseumawe beserta Muspika Banda Sakti," tegas Nazaruddin, dikutip dari Antara.

Nazaruddin mendaftarkan permohonan suntik mati tersebut ke Pengadilan Negeri Lhokseumawe pada 6 Januari 2022.

Permohonan tersebut sudah teregistrasi dengan nomor surat PNL LSM-01-2022-KWS.

Nazaruddin Razali mengatakan, mengajukan permohonan tersebut karena menilai negara tidak berpihak kepada nelayan keramba yang sudah turun-temurun menggantungkan hidup di waduk tersebut untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Baca Juga: Mengapa Kazakhstan Meminta Bantuan Rusia? Ternyata Ini Alasannya

"Saya harus menanggung beban untuk membiayai kehidupan istri dan tiga anak-anak serta dua cucu. Jika usaha keramba budi daya ikan digusur, bagaimana nasib kami. Makanya lebih baik saya disuntik mati saja," ungkapnya.

Selain itu, kata Nazaruddin, dirinya kesulitan ekonomi sejak Pemerintah Kota Lhokseumawe mengumumkan air Waduk Pusong tercemar limbah.

Akibat pengumuman tersebut membuat masyarakat takut untuk membeli ikan hasil budi daya para nelayan keramba di Waduk Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe.

"Katanya air waduk mengandung limbah. Padahal, kami sudah puluhan tahun makan ikan budi daya di waduk dan juga setiap hari mandi, tapi tidak mengalami masalah kesehatan," tambah dia.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Ungkap Masalah Sebenarnya Soal Omicron di RI: This Is Not a Joke! Setiap Hari Bertambah

Lebih lanjut dikatakan Nazaruddin, dirinya semakin tertekan dan ketakutan, karena setiap harinya didatangi pihak kecamatan untuk segera mengosongkan lokasi budi daya keramba tersebut.

"Saya sangat trauma, karena setiap hari ada aparat yang datang. Kejadian ini mengingatkan saya seperti masa konflik masa lalu. Kami berharap penggusuran ini segera dibatalkan karena ini menyangkut dengan penghidupan kami," pungkasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler