PA 212 Minta BNPT Urus KKB di Papua: yang Lakukan Teroris Nyata di Papua, yang ‘Diobok’ Pesantren

5 Februari 2022, 10:15 WIB
PA 212 Minta BNPT Urus KKB di Papua: yang Lakukan Teroris Nyata di Papua, yang ‘Diobok’ Pesantren/Ketua Umum PA 212 Ustaz Slamet Maarif /YouTube Refly Harun

GALAMEDIA – Pernyataan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol, Boy Rafli Amar yang mengungkap data ihwal 198 pondok pesantren (Ponpes) diduga terafiliasi dengan jaringan terorisme masih menjadi sorotan.

Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 (PA 212), Slamet Maarif pun membuka suaranya terkait pernyataan tersebut.

Slamet mengaku heran dan kesal terhadap pernyataan terkait terorisme tersebut.

“Aneh dan keder kami,” ujarnya dilansir Galamedia melalui berbagai sumber Sabtu, 5 Februari 2022.

Dia kemudian menyinggung konflik di Papua yang hingga kini masih belum selesai. Slamet mengusulkan seharusnya BNPT fokus pada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua yang jelas-jelas membahayakan.

Slamet mengatakan, yang membahayakan di Papuan, tapi yang ‘diobok-obok’ malah pesantren.

Baca Juga: ‘Sentil’ Jusuf Kalla yang Tolak Pemetaan Masjid, Habib Kribo: Radikal Muslim Berasalnya dari Masjid

“Yang melakukan teroris nyata sampai banyak tentara tewas di Papua, kok yang diobok-obok dunia pesantren,” tuturnya.

Lebih lanjut, pentolan aksi 212 ini mengaku curiga dengan pernyataan dari BNPT soal pesantren yang diduga terhubung dengan jaringan terorisme.

Baca Juga: Dapat Dukungan Mamah Dedeh, Abdel Optimis Menang Lawan Desta pada Pertandingan Tenis Meja

Kata dia, hal itu sengaja dilakukan agar umat Islam tak mempercayai pesantren sebagai suaka pendidikan bagi anak-anak.

Sementara itu, Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen R. Ahmad Nurwakhid sudah menjelaskan pernyataan yang disampaikan oleh Boy Rafli.

Baca Juga: Demokrat Sebut Teladan Jokowi Makin Drop Buntut Viralnya Kerumunan Warga di Sumatera Utara

Nurwakhid menyebut sejatinya data yang disampaikan Boy Rafli itu merupakan bentuk pertanggungjawaban institusi yang memiliki tupoksi pencegahan radikal terorisme.

"Sejatinya, data yang disampaikan Kepala BNPT tersebut harus dibaca sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja sebuah institusi di depan anggota dewan yang mempunyai tugas pencegahan radikal terorisme," katanya dalam keterangan pers tertulis, Minggu, 30 Januari 2022.

Baca Juga: Athalla Naufal Penuhi Panggilan Polisi Atas Kasus Dugaan Penyiksaan Shannon Wong Oleh Orangtuanya

Nurwakhid menjelaskan data tersebut merupakan hasil kerja pemetaan dan monitoring dalam rangka pencegahan radikal terorisme. ***

 

Editor: Muhammad Ibrahim

Tags

Terkini

Terpopuler