KERAS! Politisi Demokrat Sindir Ganjar Soal Peristiwa Desa Wadas, Sebut Banyak Gaya dan Mati Gaya

10 Februari 2022, 10:39 WIB
Politisi Partai Demokrat Yan Harahap. //Instagram.com/@yanharahap//

GALAMEDIA - Kritik kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terus bermunculan terkait bentrok yang terjadi di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah.

Banyak pihak menyoroti sikap represif aparat kepolisian yang menangkap puluhan warga Desa Wadas karena menolak kampungnya jadi area tambang.

Diketahui pada Selasa, 8 Februari 2022 ribuan aparat kepolisian diterjunkan ke Desa Wadas untuk mengamankan pengukuran tanah lokasi tambang batu.

Baca Juga: Transcendence Tayang di Bioskop Trans TV Malam Ini, Bergenre Action Dibintangi Johnny Depp

Proyek tambang tersebut diperuntukkan bagi pembangunan Bendungan Bener yang menjadi proyek nasional .

Sayangnya, tak hanya lakukan pengawalan terhadap tim BPN, polisi justru menangkap puluhan warga Desa Wadas yang menolak rencana proyek tersebut.

Imbas peristiwa tersebut, selain pemerintah yang dinilai lebih pro investasi, nama Ganjar Pranowo menjadi yang paling disorot.

Terkini, kritik kepada Ganjar datang dari politisi Demokrat, Yan Harahap.

Baca Juga: Hari Valentine Hampir Tiba. Ini Dia Rekomendasi Hadiah Untuk Pasanganmu

Ia menyindir Ganjar seolah 'mati gaya' melihat kondisi warga Desa Wadas yang kini wilayahnya terancam tambang.

"Kalau lagi bikin konten, Gubernurnya 'banyak gaya'. Soal bela rakyat ia 'mati gaya'," sindir Yan Harahap lewat akun Twitter @YanHArahap yang dikutip Galamedia Kamis, 10 Februari 2022.

Sebelumnya kritik juga dilontarkan Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas terkait kejadian tersebut.

Anwar Abbas menyesalkan sikap polisi yang seolah represif kepada warga Desa Wadas.

Baca Juga: Fuji Bikin Salfok TikTokan Bareng Verrell Bramasta dan Atthala Naufal, Warganet: Dikelilingi yang Ganteng

"Hal ini tentu jelas sangat kita sesalkan dan sangat tidak kita inginkan," kata Anwar Abbas dalam keterangan resmi Kamis, 10 Februari 2022.

"Karena dalam hal ini negara yang semestinya menampakkan sosok yang lembut dan mengayomi, tapi wajahnya malah sudah berubah menjadi monster," sambungnya.

Dia menyebut bahwa tindakan polisi kepada warga penolak tambang itu sangat tak bisa diterima.

Ditegaskannya tindakan itu sudah bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

Baca Juga: Tidak Perlu Pakai Jimat Penglaris, Baca Amalan ini Agar Usaha Lancar

"Sehingga tindakan yang seperti ini dalam bahasa buku bisa dimasukkan ke dalam kategori teror by the state, di mana yang melakukan dan menciptakan teror dan ketakutan di tengah masyarakat itu bukanlah individu dan atau jaringan teroris tapi adalah negara," ungkapnya.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler