Sindir Ustadz Adi Hidayat, Habib Kribo: Selevel Ustadz Cukup Tenar Tapi Lemah Pemahaman

10 Februari 2022, 19:23 WIB
Habib Kribo alias Zen Assegaf. /Tayangan video YouTube./

 

GALAMEDIA - Habib Kribo alias Zen Assegaf mengkritik keras pernyataan Ustadz Adi Hidayat (UAH).

Hal itu terkait pertanyaan UAH soal Tuhan orang mana.

Menurutnya, itu pertanyaan yang bodoh. Ia bahkan menilai pemahaman UAH begitu lemah soal Ketuhanan.

Komentar itu disampaikan Habib Kribo menanggapi pemberitaan Ustaz Adi Hidayat yang yang komentar soal pernyataan Jenderal Dudung Abdurachman soal Tuhan bukan orang Arab.

"Pertanyaan bodoh mengatakan Tuhan orang mana? Selevel ustad cukup tenar tapi lemah pemahaman akan ketuhanan, pantes memaksakan Islam bau arab (arabisasi Tuhan)" tulis Habib Krino dalam postingan di Instagram, Kamis, 10 Februari 2022.

Baca Juga: Terbaring di RS, Putra Inul Daratista DBD alami Demam Tinggi hingga Mual

Habib Kribo lantas bertanya dengan mensifati tuhan dengan sifat mahluk.

"Tuhan tidak tuli, Tuhan tidak punya kuping?" kata dia.

Sebelumnya UAH menanggapi pernyataan KSAD Jendral TNI, Dudung Abdurachman dan pemikir Islam, Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) yang menyebut Tuhan bukanlah orang Arab.

Menurutnya, ada logika berpikir yang salah dari pernyataan tersebut. UAH kemudian bertanya-tanya, jika Tuhan bukan orang Arab, lantas Tuhan orang mana?

“Sekarang kita baca dengan nalar dulu. Ini bisa kita uji dengan pertanyaan. Jadi, menguji benarnya pernyataan salah satunya dalam ilmu logika dengan pertanyaan,” ujar UAH.

“Salah satu contohnya Anda mengutip pernyataan Tuhan bukan orang Arab, lantas orang mana? Bisa terjawab gak?” sambungnya.

Baca Juga: HNW Nasihati JokPro 2024 yang Kekeuh Usung Jokowi-Prabowo, Fadli Zon: Presiden Sendiri Sudah Bilang Cukup

Menurutnya, jika pertanyaan tersebut tak bisa dijawab, berarti apa yang disampaikan Cak Nun dan Dudung sejatinya tak benar, alias keliru.

“Kalau itu melahirkan kebingungan, maka pernyataan yang dibangun rapuh, karena sifat akal itu mengejar hingga bisa ditangkap dengan nalar dianggap sebagai kewajaran dan dengan kewajaran itu ditransformasikan kepada jalan pikiran kita dan membimbing ekspresi tubuh kita untuk bersikap,” tuturnya.

Dengan begitu, UAH menyebut, pernyataan tersebut mengandung premis yang rapuh karena Tuhan dan unsur kemanusiaan tak bisa disatukan.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler