Pemudik Sepeda Motor Mulai Berseliweran, Dishub Kota Bandung Ingatkan Hal Ini

27 April 2022, 19:31 WIB
Kabid Manajemen Transportasi dan Parkir Dishub Kota Bandung Khoirul Rijal./Yeni Siti Apriani/Galamedia /

GALAMEDIA - Arus mudik Lebaran Idulfitri 2022 di Kota Bandung mulai menggeliat. Sejak Senin, 25 April 2022, pemudik yang didominasi pengguna sepeda motor mulai berseliweran di jalur mudik.

Berdasarkan pantauan dari Alat Pengendali Isyarat Lalu Lintas di Area Traffic Control System (Apil ATCS) di kawasan Jalan Soekarno-Hatta, dari arah barat banyak pemudik roda dua tampak mengangkut barang-barang

"Disinyalir mudik, prediksi Jumat - Sabtu -  Minggu besok puncak mudik, roda 4 (mobil) memang bisa via tol kecuali dia beli oleh oleh dulu ke Bandung," ungkap Kabid Manajemen Transportasi dan Parkir Dishub Kota Bandung Khoirul Rijal, Rabu, 27 April 2022.

Rijal menyarankan agar pengendara roda dua jangan membawa barang berlebihan jangan sampai menganggu stabilitas pengendara, disarankan motor laik jalan di-service dulu, bawa obat obatan, tidak main handphone, helm di klik, pake masker, sarung tangan, sepatu, jangan memaksakan kalau ngantuk, lapar makan dulu.

Baca Juga: Ditangkap KPK Diduga Kasus Suap, Ini Dia Kekayaan yang Dimiliki Bupati Bogor Ade Yasin

"Bagi penumpangnya kami sarankan tidak ngantuk, selalu berpegangan pada pengemudi. Dan barang bawaan tidak terlalu berat demi kenyaman dan keselamatan dirinya, kalau bawa anak pake jaket dan helm, agar mata anak tidak masuk debu atau bintang yang berterbangan ke mata sehingga masa depan atau penglihatannya nanti terganggu," sarannya.

Untuk pemudik roda empat, Rijal pun menyarankan agar mobil laik jalan, selalu menggunakan sabuk pengaman, jika kondisi jalan berkabut jangan memaksakan.

Untuk mobil matic, lanjut dia, jika ada jalan turunan panjang dan tajam agar hati hati, bila rem terasa panas agar berhenti.

Kamacetan lalu lintas

Dalam kesempatan itu, ia pun mengungkapkan soal kemacetan lalu lintas di wilayah Kota Bandung.

Rijal pun memaparkan dari arah jalur utara ada 2 pintu masuk ke jalan Setiabudi dan Ir H Djuanda, via Setiabudi di pertigaan Setiabudi - Sersan Barjuri meruapakan titik paling krusial arah kemacetan.

"Tetapi sudah menempatkan personil gabungan dengan kepolisian, dishub provinsi jabar kita sudah antisipasi, dari Ir Djuanda biasa dibuka melalui jajaway atau Dago bengkok, sesudah terminal Dago ada dua jalur ke kiri. Pertama melalui perumahan kompleks Citra Green Dago ke bawah keluar ke Punclut yang kedua sesudahnya ada jajaway namanya keluar Lembang KBB, itu pas dipertigaan antara jalan Djuanda ke Citra Green Dago Jajaway," jelas Rijal.

Untuk arah timur lanjutnya, hanya satu pilihan pintu masuk yakni Bundaran Cibiru.

Baca Juga: Jamaluddin Jompa Resmi Jabat Rektor Universitas Hasanuddin

"Di situ krodit semua titik karena ada pengeteman angkot, elf, pertemuan kendaraan dari Soeta - AH Nasution disitu ada bus truk apalagi jalan menyempit, AH Nasution - Soeta ke Cibiru menyempit jalur, itu akses utama r 2 arah barat ke timur via Kota Bandung," pungkasnya.

Ia mengatakan, biasanya dari Cibiru ke Simpang saat cuaca banjir akan mengalami macet namun kondisi normal jarang antrian. Untuk di AH Nasution ada pasar tumpah di Ujung Berung meleber ke jalan ditambah ngetem angkot dan orang belanja.

Sedang untuk di Cicaheum rutinitas warga di pagi hari dari timur ke kota atau sore hari dari kota ke timur.

"Apalagi 7 hari ini mobilitas tinggi, faktor cuaca pengaruh jadi banyak pakai mobil, sepanjang AH  Nasution ada satu titik rawan macet di Cikadut bila hujan di SPBU sampai setengah meter gak bisa jalan kendaraan, makanya antrian ke Cicaheum dan Lapas Sukamiskin padat tapi kalau kondisi lancar antrian saja keluar masuk terminal," paparnya.

Baca Juga: Jamaluddin Jompa Resmi Jabat Rektor Universitas Hasanuddin

"Akses utara macet di Cikadut Pasir Impun itu juga karena rutinitas. Sepanjang jalan Sukarno Hatta kebanyakan pakai R 2 dari arah Barat yakni Bogor, Jakarta, Karawang  sepanjang bisa mengalir baik walaupun melambat bisa kita maksimalkan, kita upayakan yang di jalan Sukarno Hatta bisa kita kendalikan dan akan diprioritaskan," jelasnya.

Banyak permintaan kenapa di setopan jalan Sukarno Hatta macet, kata Rijal karena disana sudah pada titik jenuh, sehingga pihaknya menyarankan dibangun fly over dan itu sudah masuk angenda pusat.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler