Kelompok Cipayung Kuningan Lantang Suarakan Hak Konstitusional Rakyat

30 Juli 2022, 20:10 WIB
Kelompok Cipayung Kuningan Lantang Suarakan Hak Konstitusional Rakyat. /

GALAMEDIANEW - Jaringan aktivis pemuda dan mahasiswa Kuningan, Jawa Barat kembali menggelar diskusi untuk menyikapi situasi politik jelang kontestasi elektoral 2024 mendatang.

Diskusi dihadiri sejumlah elemen OKP, mulai dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan jaringan aktivis se-Kabupaten Kuningan lainnya.

Ketua HMI Cabang Kuningan, Toto Sunarto, dalam diskusi tersebut, mengatakan momentum Pemilu 2024 merupakan hajatan akbar seluruh rakyat Indonesia. Karenanya, ia berharap agenda publik ini jangan sampai tercederai oleh ulah segelintir elite politik (partai) hari ini.

"Sebab, situasi yang terjadi saat ini justru kontraproduktif terhadap semangat demokrasi. Demokrasi mengandaikan adanya supremasi rakyat dalam setiap penentuan agenda publik. Namun, kenyataannya semua kanal telah dimomopoli segelintir elite partai yang berakibat buruk terhadap hak kedaulatan rakyat," terang Toto kepada wartawan, Sabtu 30 Juli 2022.

Baca Juga: GRATIS! LINK LIVE STREAMING Manchester United vs Atletico Madrid Babak Kedua Sudah Berlangsung!

Masih dikatakan Toto, pihaknya juga menyoroti terkait sikap petinggi partai hari ini dalam merespons tuntutan masyarakat. Dinilainya, partai masih belum peka terhadap sinyal aspirasi yang berkembang di masyarakat.

Sementara itu, Ketua PMII Kuningan, Evi Novianti mengaku sangat khawatir terkait adanya intervensi oligarki terhadap Pemilu 2024.

"Kelompok oligarki akan mengalahkan kekuatan partisipatif rakyat dalam Pemilu 2024. Ini dikarenakan oligarki memiliki sumber daya ekonomi atau kapital dan sumber daya politik yang tidak dimiliki rakyat biasa," ujar Evi.

Ia menegaskan, kecerdasan politik masyarakat seyogyanya tak hanya sebagai objek demokrasi, melainkan sebagai subjek kritis.

"Tapi lagi-lagi, inilah naifnya, publik hanya mendapatkan janji dan pesona, bahkan menyaksikan gejolak yang merugikan publik," timpalnya.

Senada, Ketua IMM Kuningan, Younggi menyebut ada yang salah dalam praktik demokrasi hari ini. Pasalnya, rakyat semakin tidak berdaya dalam menentukan pilihan politiknya.

Baca Juga: Atletico Madrid vs Manchester United Imbang di Babak Pertama, Tonton Babak Kedua di LINK LIVE STREAMING INI

"Jelas ini sangat ironis. Para elite politik kini telah melupakan istilah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat yang justru merupakan esensi dari demokrasi," ujar Younggi.

Menurutnya, di tengah mapannya politik Indonesia justru tidak memberikan dampak yang positif, melainkan semakin membuat Indonesia terjebak dalam stagnasi di mana yang memilih dan dipilih semuannya serba salah.

Di tempat yang sama, Ketua GMNI Kuningan, Hendra mengingatkan agar demokrasi Indonesia jangan sampai menjadi negara Demokrasi ala Prancis pada abad ke-18.

"Memang tiap-tiap rakyat kini bisa ikut memilih wakil rakyat ke dalam parlemen, memang tiap-tiap rakyat kini bisa ikut dipilih untuk menjadi wakil rakyat ke dalam parlemen dan memang tiap-tiap rakyat kini bisa ikut memerintah. Namun kesejahteraan rakyat tentu menjadi hal yang bersifat prioritas. Sehingga tidak ada lagi kaum yang tertindas, celaka dan sengsara," urainya.

Baca Juga: Lapor Pak! Sidak Bandung Selama Dua Hari, Ini Rangkaian Kegiatannya

Terakhir, Ketua KAMMI Kuningan, Bagja mengatakan kontestasi politik yang sebentar lagi akan dihelat. Sejumlah calon pemimpin pilihan partai pun sudah mulai bermunculan.

"Namun yang perlu jadi perhatian saat ini dari elit politik adalah sampai mana kerja-kerja yang sudah dilakukan untuk kesejahteraan masyarakat," ungkapnya.

Ia juga mendesak agar rakyat harus mengambil kembali kedaulatannya yang berlandaskan kepada kekuasaan rakyat, bukan kekuasaan elit politik.

"Elit politik harus mendengar suara rakyat dan tidak berpihak kepada ego kekuasaan yang jauh dari kata untuk kepentingan rakyat dan untuk kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler