Lewat Transplantasi Sel Punca Tulang, 3 Pasien HIV Dinyatakan Sembuh, Benarkah Pasien HIV Dapat Disembuhkan?

25 Februari 2023, 21:08 WIB
Ilustrasi Virus HIV yang menyerang sistem Imun manusia/pixabay.com @madartzgraphics /


GALAMEDIANEWS - Para ilmuwan telah melaporkan kasus ketiga pasien yang berhasil disembuhkan dari HIV setelah menjalani transplantasi sel punca. Pasien HIV tersebut berasal dari Kota Düsseldorf Jerman, mereka  dinyatakan telah sembuh setelah menjalani transplantasi sel punca.

Dengan kesembuhan Pasien Düsseldorf menambahkan daftar kasus kesembuhan pasien dengan HIV/AIDS. Sebelumnya dilaporkan ada 'pasien Berlin' dan 'pasien London' yang juga lebih dulu dinyatakan sembuh dengan metode yang sama.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature itu menunjukkan bahwa pasien berusia 53 tahun yang menderita HIV tersebut sebelumnya telah menerima transplantasi sel punca sumsum tulang belakang untuk mengobati leukimia yang dideritanya.

Meskipun masih ada kontroversi mengenai apa yang dimaksud dengan 'penyembuhan HIV', kasus baru ini merupakan tambahan yang sukses dalam daftar kasus penyembuhan HIV dengan menggunakan jenis transplantasi sel punca yang sama.

Jürgen Rockstroh, Profesor dan kepala infeksiologi di Rumah Sakit Universitas di Bonn, Jerman, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "ini bukan kasus pertama dan menunjukkan bahwa metode ini menjanjikan dan dapat direproduksi".

Baca Juga: Anime Pokeman Baru Hadirkan 2 Karakter, Termasuk Kapten Pikachu

Namun, para ilmuwan lain mengatakan bahwa beberapa pasien lain yang telah menerima perawatan tersebut tidak mendapatkan manfaat darinya.

Menulis di Lancet pada tahun 2020, pakar HIV Sharon Lewin dan koleganya Jennifer Zerbato mengatakan bahwa mereka menyimpulkan bahwa virus HIV tersebut tetap tersembunyi di banyak sel kekebalan tubuh yang berumur panjang dan bahwa metode pendeteksian saat ini terbatas sehingga sulit dilakukan


Mengapa transplantasi sel punca dapat menyembuhkan HIV?

Perlu diketahui bahwa sel target virus HIV memiliki reseptor yang disebut CCR5. Tiga pasien yang kini dalam masa remisi menerima transplantasi sel punca dari donor yang sebelumnya positif HIV-1 dan memiliki salinan mutasi CCR5 yang langka namun terjadi secara alami.

Orang dengan mutasi ini biasanya memiliki ekspresi reseptor CCR5 yang rendah atau tidak ada sama sekali di dalam selnya, yang melindungi mereka dari jenis virus HIV tertentu.

Baca Juga: Manchester United vs Newcastle United di Final Carabao Cup, Simak Jadwal Kick-Off dan Link Live Streaming


Kronologi kesembuhan 'pasien Dusseldorf'

Pasien yang sembuh dari Düsseldorf terinfeksi HIV tipe 1 (HIV-1) dan telah dipantau oleh para ilmuwan di Rumah Sakit Universitas Düsseldorf selama lebih dari 9 tahun sejak menerima transplantasi sel punca pada Februari 2013. Pasien juga menderita leukemia myeloid akut.

Hingga November 2018, pasien terus menerima obat antivirus HIV, tetapi para peneliti memutuskan untuk menghentikan pengobatan karena mereka merasa itu adalah satu-satunya cara untuk memastikan pasien sembuh dari HIV

Kemudian, setelah 4 tahun menghentikan terapi Antiretroviral (ARV) para ilmuwan tidak menemukan jejak virus HIV yang mungkin telah menginfeksi pasien. Mereka juga menemukan bahwa tingkat antibodi spesifik HIV-1 telah menurun.

Materi genetik HIV yang sangat sedikit juga terdeteksi, hanya secara sporadis di beberapa darah dan jaringan limfoid. Menurut para peneliti, hasil ini merupakan bukti kuat bahwa HIV-1 pasien telah sembuh.

Meski sudah ada tiga tiga kasus 'penyembuhan' HIV yang berhasil, namun bukan berarti transplantasi sel punca merupakan pilihan yang aman dan efektif untuk pengobatan HIV secara umum.

Baca Juga: Info KUR BRI 2023 Dibuka Akhir Februari Ini? Cek Syarat Pinjaman Hingga Rp500 Juta

Boris Fesse, kepala departemen penelitian terapi sel dan gen di University Medical Center Hamburg-Eppendorf, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa transplantasi sumsum tulang memerlukan obat yang menekan sistem kekebalan tubuh. Hal ini, katanya, meningkatkan risiko infeksi dan dapat menyebabkan apa yang disebut penyakit graft-versus-host, di mana sel-sel kekebalan yang ditransplantasikan menargetkan jaringan inang.

Di sisi lain, para penulis penelitian juga memperingatkan bahwa transplantasi sel punca jenis ini cukup berbahaya. Mereka menyatakan bahwa penelitian ini memberikan bukti lebih lanjut bahwa terapi pengeditan gen yang menargetkan reseptor CCR5 dapat menjadi kunci untuk menyembuhkan HIV-1.

Baca Juga: 5 Universitas Terbaik di Indonesia 2023 Ini jadi Pilihan, Salah Satunya Berhasil Menempati Peringkat Dunia?

Untuk diketahui, transplantasi sel punca tulang adalah prosedur medis yang melibatkan pengambilan sel punca dari sumsum tulang, atau terkadang dari darah tepi, dan mentransplantasikannya ke dalam tubuh pasien yang perlu mengganti sel darah yang rusak atau hilang.

Prosedur ini umumnya dilakukan pada pasien dengan kondisi medis seperti leukemia, anemia aplastik atau limfoma, yang mengganggu produksi sel darah yang sehat dalam sumsum tulang. Dalam transplantasi sel punca sumsum tulang, sel punca yang sehat dan normal disuntikkan ke dalam tubuh pasien melalui infus intravena. Setelah disuntikkan, sel punca akan bermigrasi ke sumsum tulang dan mulai memproduksi sel darah yang sehat. ***

Editor: Shiddik Zaenudin

Sumber: Deutsche Welle

Tags

Terkini

Terpopuler