Varietas Padi Organik Lembur Pakuan yang Dikembangkan Dedi Mulyadi dan Kelebihannya

27 Februari 2023, 12:20 WIB
Dedi Mulyadi kembangkan padi organik. /ist/

GALAMEDIANEWS - Padi organik terus dikembangkan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi di kampung halamannya di Lembur Pakuan, Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang.

Hal ini dibuktikan saat Kang Dedi, sapaan Dedi Mulyadi mengisi waktu liburnya, Minggu 26 Februari 2023. Dimana, dia berolahraga berkeliling kampung bersama Kades Sukasari Oleh Solihin.

Keduanya berkeliling kampung untuk melihat areal sawah dan kandang sapi milik Kang Dedi.

Baca Juga: 5 Tempat Kuliner Enak di Bekasi, Ada Es Durian Legendaris hingga Bakso Jumbo Raksasa yang Bikin Nagih

Di kandang sapi, Kang Dedi menunjukkan bagaimana semua yang ada di dalamnya bisa dimanfaatkan. Seperti halnya kotoran sapi yang diolah menjadi pupuk organik untuk sawah padi organik.

“Ini ekosistem ekonomi, ekosistem yang menghasilkan multiplier effect ekonomi. Jadi masyarakat petani dibuat berdaulat tidak lagi tergantung oleh kepentingan bisnis kapital, kapitalis dari pupuk, kapitalis dari obat-obatan, kapitalis dari benih,” katanya dalam rilis yang diterima galamedianews.

Menurutnya, satu-satunya cara untuk memajukan pertanian di Indonesia adalah membuat petani mandiri dan tidak dibuat ketergantungan. Salah satu caranya adalah menyiapkan lembaga pembibitan dan peneliti di setiap areal sawah.

Baca Juga: Amalan Dasyat di Bulan Syaban, Langsung Sampai ke Langit

Hanya saja, Kang Dedi yang kini duduk sebagai legislatif hanya bisa memberikan masukan sekaligus contoh. Sebab semua itu tergantung dari kebijakan eksekutif.

Ia mencontohkan, benih yang didapat masyarakat saat ini adalah label biru atau terendah yang hanya bisa ditanam sekali karena kualitasnya sudah mengalami penurunan. Sehingga wajar produktivitas petani Indonesia kalah dengan luar negeri.

“Jadi caranya kita harus punya pembenihan sendiri. Kalau label kuning tidak perlu lagi menyesuaikan karena itu sudah lingkungan awal. Kalau kita tanam di sini, penangkaran di sini, maka padi yang ditanam tidak perlu lagi menyesuaikan diri karena sudah habitatnya,” ucapnya.

Baca Juga: 6 Library Cafe di Bandung, Perpustakaan Milineal untuk Pecinta Buku

Kang Dedi mengatakan, hal itulah yang sejak dulu ia sebut dengan pembangunan berkarakter atau kini orang mengenal local wisdom. Sayangnya kini local wisdom hanya dipahami sebagai kesenian. Begitupun bicara budaya, orang selalu menonjolkan sisi seni. Padahal di balik itu banyak hal termasuk pertanian.

Usai dari kandang, Kang Dedi bersama Oleh menuju areal persawahan. Di sana Kang Dedi menunjukkan sawah yang dinamai padi dengan biru yang merupakan terendah. Hasilnya padi bisa tumbuh namun harus terus diberi stimulus, obat-obatan dan rawan penyakit. Dari sisi produksi pun rendah.

Untuk itu Kang Dedi kini tengah fokus mengembangkan benih lokal sendiri yang dinamakan Lembur Pakuan bersama Kades Sukasari Oleh Solihin yang memiliki basic pertanian bersama seorang stanya yang seorang sarjana pertanian.

Baca Juga: Hobi Bermain Game Online, 6 HP Gaming dengan Harga Miring

Rencananya pengembagan benih tersebut akan berjalan selama tiga kali musim panen. “Kurang lebih musim tanam November 2024 seluruh areal sawah di sini sudah bisa ditanam varietas Lembur Pakuan. Artinya hasil panen organik ke depan bisa lebih dari tiga kali lipat,” pungkas Kang Dedi.***

Editor: Reza Rafaeza

Tags

Terkini

Terpopuler