Macan Tutul Jawa Kembali Tertangkap Kamera Pengawas Gunung Sanggabuana

19 Juni 2023, 11:23 WIB
penampakan macan tutul yang tertangkap kamera pengawas hutan Sanggabuana /Instagram @gunungsanggabuana/

GALAMEDIANEWS - Seekor macan tutul Jawa kembali terlihat di pegunungan Sanggabuana, wilayah Sukasari, Purwakarta, Jawa Barat pada Minggu, 11 Juni 2023 melalui kamera ranger pengawas hutan yang di pasang di beberapa titik.

Macan tutul tersebut berjenis kelamin betina, usianya diperkirakan masih muda. Selain macan tutul beberapa hewan lain juga sempat tertangkap Kamera pengawas tersebut seperti, kancil (Tragulus Kanchil), musang (Vriverricula Malaccensis), ayam hutan (Gallus gallus), dan burung paok pancawarna (Pitts Guajana). Dilansir  oleh GALAMEDIANEWS dari sosial media Instagram resmi Gunung Sanggabuana @gunungsanggabuana pada Senin, 19 Juni 2023.

Dalam postingannya, pihak Sanggabuana memberi keterangan jika petugas ranger lupa memasang patok sebagai perbandingan untuk mengukur badan dan tinggi hewan yang mendekati kamera, solusinya dengan menggabungkan dua foto saat kamera menangkap pemburu dan satu foto macan tutul tersebut untuk mengukurnya.

Hasil dari pemantauan melalui kamera trap yang dipasang disejumlah titik dan pertemuan langsung saat melakukan pendataan, jumlah satwa liar di Gunung Sanggabuana bagian wilayah Purwakarta tidak kalah banyak dengan wilayah Karawang, kata Bujil selaku Kepala Divisi Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem SCF.

Informasi selanjutnya yang diberikan pihak Sanggabuana, jika eksplorasi yang dilakukan oleh para ranger Sanggabuana Conservasi Foundation (SCF) belum berhenti disitu, pendataan lanjut akan dilakukan untuk melengkapi data pengamatan dari perubahan status kawasan Sanggabuana menjadi wilayah konservasi. 

Setelah melakukan perubahan status, temuan-temuan baru selalu didapatkan oleh pihak pengelola SCF seperti salah satunya penemuan macan tutul yang tertangkap Kamera pada 11 Juni 2023 lalu.

Baca Juga: Pelestarian Satwa Liar, Purbaya Si Macan Tutul Jawa Dilepasliarkan di Wisata Alam Kawah Kamojang Bandung

Lokasi penemuannya tidak jauh dari wilayah air terjun yang dikelola warga sebagai area wisata alam yang hanya berjarak 1,1 kilometer dari perkampungan terakhir, ujar Solihin selaku Diketur Eksekutif SCF.

"Lokasi pemasangan kamera trap berada di hutan Sanggabuana yang dikelola oleh Perum Perhutani KPH Purwakarta dan masuk dalam KRPH Sukasari. Pada periode kali ini kami hanya memasang 4 kamera trap di lapangan. Tepat berada di atas sebuah air terjun dan sedang mengarah ke bawah, hanya berjarak 700 m dari curug". Tambah Solihin. 

Kamera trap dipasang sejak Maret 2023, didampingi oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan Komunitas Pecinta Alam Sukasari (Kompas).

Fotografer dan Peneliti satwa liar yang juga Dewan Pembina SCF mengatakan apabila macan tutul Jawa yang terekam saat ini berbeda dengan individu yang terekam kamera trap sebelumnya di wilayah Karawang. 

“Setelah kami analisa, dari pola totol, jenis kelamin, ciri-ciri morfologis, dan dimensi dasar tubuhnya, ternyata ada perbedaan dengan beberapa macan tutul Jawa lain yang terekam kamera trap sebelumnya. Individu yang terekam ini kemungkinan besar berjenis kelamin betina, berusia muda. Dari beberapa rekaman video dan foto yang kami analisa, juga mulai terpetakan sebaran masing-masing daerah teritorial tiap individu. Luasan Home range-nya juga tergantung kondisi topografi.”". Kata Bernard T. Wahyu Wiryanta, Dewan Pembina SCF.

Bernard menambahkan jika melihat analisa, populasi macan tutul diperkirakan sekitar 10 sampai 15 individu, namun angka tersebut belum tentu pasti.

Mohamad Arifin salah seorang warga sekitar dan selaku pimpinan Kompas menyambut kabar baik atas penemuan macan tutul Jawa yang tertangkap Kamera pengawas. Akan tetapi Kekhawatiran juga dialami warga sekitar akibat kemunculan satwa liar dekat perkampungan mereka.

"Tapi untuk kami yang bergiat di lingkungan justru bangga dan haru, dengan temuan ini membuka mata kami ternyata keanekaragaman hayati hutan Sanggabuana di wilayah kami cukup lengkap Aripin". Tutur Arifin.

Baca Juga: Geger Penampakan Macan Tutul Sanggabuana, Puluhan Ekor Domba Mati Diterkam, Dedi Mulyadi: Bukan Salah Macan

Perburuan liar serta alih fungsi lahan masih menjadi masalah utama bagi berlangsungnya keanekaragaman hayati di area Sanggabuana. Perubahan status kawasan hutan menjadi wilayah konservasi diharapkan akan menjadi salah satu cara perlindungan dan pelestarian flora dan fauna di kawasan hutan tersebut.

Setelah kemunculan macan tutul di kawasan hutan pihak LMDH dan Kompas serta Pokdarwis setempat segera melakukan edukasi terhadap masyarakat sekitar, utamanya bagi warga yang masih berburu agar tidak lagi berburu satwa liar di Sanggabuana. 

Penemuan-penemuan di wilayah Sukasari sangat memiliki potensi alam, maka dari itu masyarakat ikut dilibatkan untuk menjaga kelestarian lingkungan hutan yang berbasis konservasi.

“Data yang dipaparkan teman-teman ranger saja sudah terdata 163 jenis burung, dan berlimpah diatas kampung kami, ini bisa dikelola menjadi wisata minat khusus. Misalnya untuk birdwatching, yang bisa menggerakkan perekonomian masyarakat, dari jasa guide, porter, kuliner, penginapan, dan sektor lain.” Lanjut Arifin.***

Editor: Nadya Kinasih

Sumber: Instagram Wawancara

Tags

Terkini

Terpopuler