Upaya Sinergis Mewujudkan Transformasi Kawasan Eks-Lokalisasi Dolly

22 Juni 2023, 05:30 WIB
Didukung Kedubes Inggris, KemenKopUKM Turut Kembangkan Kampung Dolly Menjadi Future Cities. /Kemenkopukm.go.id/

GALAMEDIANEWS - Kampung Dolly, yang dulunya adalah daerah lokalisasi di Surabaya, akan dikembangkan menjadi industri UMKM dengan potensi menjadi pusat ekonomi kreatif. Upaya tersebut digagas Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersama sinergi yang terjalin antara Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris untuk Indonesia dan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

Dalam kunjungannya ke Surabaya, Rabu 21 Juni 2023, dengan tajuk 'Mlaku-Mlaku Nang Dolly', Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menjelaskan, transformasi kawasan Dolly adalah program yang sangat ambisius, karena mengusung misi merubah kawasan prostitusi menjadi industri yang produktif.

MenKopUKM turut mengapresiasi bantuan yang diberikan Kedubes Inggris untuk Indonesia dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat di kawasan tersebut. Termasuk kolaborasinya dengan SMESCO dalam proyek Future Cities (Kota Masa Depan) di Dolly, Kecamatan Putat Jaya, Surabaya.

Baca Juga: Mencari Tempat Sholat Idul Adha Muhammadiyah Bekasi? Ini Daftar Lengkap Lokasi dan Nama Imam-Khotib

Kampung Dolly, yang pernah dianggap sebagai pusat konsentrasi prostitusi di kawasan Asia Tenggara ini, dilakukan penertiban dan penutupan oleh Pemerintah pada tahun 2014. Keputusan menutup Dolly terutama karena pertimbangan adanya praktik perdagangan manusia, eksploitasi perempuan dan anak di bawah umur, serta bahaya penyebaran penyakit menular seksual.

Namun di sisi lain, perekonomian lokal sempat terkena imbas dari penutupan tersebut karena banyak penduduk lokal yang bergantung pada industri turunan ini sebagai sumber pendapatan utama. Banyak penduduk sekitar yang sempat kehilangan pekerjaan dan 18 persen di antaranya masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Baca Juga: PENGGEMAR KECEWA: Mengapa Taylor Swift Mengabaikan Indonesia dalam Daftar Turnya?

"Terbukti sampai hari ini perubahan itu nyata dirasakan oleh masyarakat Dolly. Dengan cepat mereka beradaptasi menghadirkan produk usaha. Kurang lebih 11 UKM yang telah melahirkan inovasi yang kreatif," ujar MenKopUKM.

Kemudian, untuk keberlanjutan proyek ini, Teten Masduki meminta Pemkot Surabaya terus melakukan pendampingan, serta penyerapan produk-produk hasil kreasi masyarakat Dolly seperti di sektor industri perhotelan dan pariwisata.

"UMKM Dolly juga sudah membentuk koperasi akan terus kami konsolidasikan lewat koperasi scaling up. KemenKopUKM juga punya pembiayaan untuk koperasi, mereka yang bergabung dengan koperasi akan terus dibina dan difasilitasi dari sisi pembiayaan. Produknya dipasarkan lewat serapan program Pemerintah membeli produk dalam negeri sebesar 40 persen," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Dubes Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan, Pemerintah Inggris mengeluarkan anggaran untuk pengembangan kawasan Dolly hingga 500 ribu poundsterling atau setara Rp9,57 miliar.

"Investasi ini penting mendukung Pemkot Surabaya dan saya senang melihat perubahan besar yang terjadi hari ini. Kami berharap, program ini akan terus berlanjut, sebagaimana saya sebut, proyek ini perlu ide baru dalam pengembangan UMKM dan Pemerintah untuk menyelesaikan transformasi yang belum selesai di Dolly," ujar Jenkins.

Senada dengan Kedubes Inggris, Walikota Surabaya Eri Cahyadi menuturkan, Pemkot telah menindaklanjuti pengembangan Dolly. Saah satunya dengan membentuk koperasi bagi para UMKM di bekas kawasan prostitusi tersebut.

"Karena mereka (UMKM) ini juga tak bisa berkembang sendiri-sendiri, untuk itu digabungkan ke dalam koperasi agar mudah mengontrol arus pendapatan serta meningkatkan kemampuan SDM UMKM. Kami tak ingin kawasan Dolly ditutup tapi ekonominya juga ditutup," katanya.

Lebih lanjut, MenKopUKM berharap, kesuksesan transformasi kawasan prostitusi yang ada di Dolly, menjadi role model bagi transformasi kawasan lainnya yang serupa. Sehingga diharapkan pembangunan ekonomi di daerah dapat terus terjadi.***

Editor: Dicky Aditya

Sumber: kemenkopkm.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler