14 Fakta Situs Gunung Padang, Punya Rahasia dan Misteri yang Belum Terpecahkan

5 Juli 2023, 19:12 WIB
Batu Kujang di Situs Gunung Padang. / YouTube / Kisah Tanah Jawa /

GALAMEDIANEWS - Situs Gunung Padang masih mempunyai banyak rahasia dan misteri yang hingga kini belum terpecahkan 100 Persen.

Ada sekitar 14 Fakta tentang situs megalitikum itu yang memiliki keunikan tersendiri, diantaranya:

1. Terdapat Batu-Batu yang Berserakan
Bebatuan tersebut diduga bukan karena ada sebuah pembangunan tidak selesai, akan tetapi disebabkan tertimpa pohon besar antara tahun 1972-1973.

Awalnya batu yang berhamburan tersebut adalah sebuah bangunan yang kokoh, sekalipun bencana alam terjadi tidak akan pernah roboh.

Baca Juga: 5 SMA Swasta Terbaik di Sleman Yogyakarta untuk Referensi PPDB 2023 Seperti yang Dilansir LTMPT

2. Cagar Budaya Telah Terdeteksi pada 4600 tahun yang lalu
memiliki tiga tingkatan atau zona yang telah terdeteksi ribuan tahun lalu. Di zona pertama telah terdeteksi sekitar 15 ribu tahun yang lalu.

Di zona kedua diperkirakan 11 tahun,
Dan zona ketiga 3600 tahun. Maka dari itu, hasil penelitian yang didapat tidak bisa diputuskan 100 persen kapan tempat ini dibuat.

3. Batu Bisa Mengeluarkan Suara Musik Gamelan
Jenis batu ini tidak jauh berbeda dari batu pada umumnya yang ada disekitar situs, namun keunikannya yakni bisa mengeluarkan bunyi menyerupai gamelan.

Batu-batu tersebut memiliki elemen mineral yang berbeda, seperti mineral besi, mineral elverum, kadmium, dan tembaga kuningan.

Bisa disimpulkan jika batu tersebut sebanding dengan logam-logam yang dipakai untuk membuat alat musik.

4. Gunung Padang Tersaji Dalam Serba Angka 5
Memiliki Pundan berundak 5 tingkatan yaitu dimulai dari tingkatan pertama berupa gundukan batu, ditingkat kedua berbentuk seperti aula untuk penyambutan tamu, di area itu dimana batu alat musik diletakkan.

Teras 3 dan 4 terdapat batu-batu yang unik, dan terakhir di teras 5 berupa singgasana, atau tempat pertapaan.

Selain itu, lokasi gunung juga dikelilingi oleh 5 pegunungan seperti Gunung Gede Pangrango, Gunung Batu, Bukit Ciwangun, Pasir Buluh, dan Gunung Karuhun.

dan 5 mata air atau sungai, salah satunya Sendang Kahuripan yang tak jauh dari pintu masuk. Menurut penelitian kejernihannya lebih besar tingakatannya dibandingkan mata air pada umumnya.

5. Merasakan Energi Waktu
Dilansir oleh GALAMEDIANEWS dari YouTube Kisah Tanah Jawa Pada Rabu, 5 Juli 2023, Om hao sebagai pembawa acara dan ahli metafisika, mencoba duduk di salah satu batu yang menyerupai kursi.

Secara spiral dan energi waktu jika duduk di antara bebatuan tersebut, maka jika melihat ke atas akan melihat segala tentang astronomi atau hal-hal yang bersifat luar angkasa.

Dan jika turun kebawah, adalah hal-hal tentang posisi strukutur bumi, tentang pergerakan dari lempeng bumi, vulkanik, dan spare waktu.

6. Tempat Ritual dan Meditasi
Sebelum diteliti lebih jauh pada tahun 1982 dan 1983, orang-orang berkunjung ke gunung untuk melaksanakan ritual dan meditasi, sebagai pemujaann dan petapaan.

Baca Juga: 5 Cara Mempersiapkan Diri untuk Sukses Bebas Plastik

Namun pada zaman dulu, kedua istilah itu sering disalah artikan. Padahal makna dari kata memuja adalah segala bentuk puja puji kepada Sang Pencipta.

Tapa bersal dari Tafakur, yaitu untuk menafakuri nenek moyang yang telah membuat tempat tersebut.

7. Batu Balok Mengandung Kadar Besi 40 Persen
Ada pendapat mengatakan jika bebatuan tersebut mengandung kadar besi 40 persen, diantaranya batu Andesit Pirodoksin, yang menjadi pertanyaan adalah sumber batu tersebut berasal darimana ?.

Penelitian dari arkeologi menyebutkan jika batu yang mengandung besi itu tidak dibentuk oleh manusia, melainkan benda dari alam, dari endapan magma diperut bumi yang retak, yang lama kelamaan menjadi kolom.

Selain itu adapula yang menambahkan jika ada manusia yang sengaja membentuk batu menyerupai balok, diproses dari tempat ukiran di Kampung Empang di sekitar area gunung.

Hal tersebut masih jadi perebutan antara pihak peneliti, apakah dibentuk oleh alam atau karya manusia. Sehingga semua pendapat hanya sebatas dugaan-dugaan sementara dan belum dapat memutuskan 100 Persen.

8. Memiliki Energi Metafisika Yang Tinggi
Menurut Om Hao, area Gunung dijaga oleh sosok yang berusia 25000 tahun yang lalu. Pada masa 900 sebelum masehi, area aula dipakai untuk ritual penyambutah tamu, dan sesuatu yang dipujakan.

Pada masa itu tempat tersebut menghadap ke Gunung Gede Pangrango. Kemudian pemujaan atau pagelaran itu adalah suatu pertunjukan terhadap sang surya.

Ketika ada suara gendingan terdengar dari kejauhan, masyarakat menduga jika suara tersebut bersumber dari makhluk ghaib yang sedang berpesta di Gunung Padang.

9. Pengamatan Astronomi
Selain untuk tempat pemujaan, gunung yang sekarang menjadi cagar budaya tersebut juga dipakai untuk pengamatan astronomi, termasuk rasi bintang, segala isi yang ada diluar angkasa, dan antariksa.

Pada masa itu, orangtua jaman dahulu menentukan tanggal dan bulan melalui benda langit. Kapan waktu yang baik untuk berlayar dan bercocok tanam, semuanya bisa ditentukan oleh posisi rasi bintang.

10. Semakin Berdoa Ditempat Tinggi Maka Semakin Cepat Tercapai
Orang jaman dulu mempunyai kepercayaan jika berdoa di tempat yang tinggi maka akan lebih cepat tercapai permohonannya.

Di sisi lain, jika dilihat secara logika posisi gunung tersebut langsung menghadap ke atas langit, untuk memanjatkan doa dan meditasi, akan lebih menyatu dengan keselarasan alam semesta.

Tak heran kalau banyak orang yang datang membawa misi untuk mengabulkan hajatnya atau meminta keberkahan dari sang pencipta.

11. Macam Bentuk Batu
Ada beberapa jenis batu yang unik seperti di sekitar teras kedua, ada batu yang menyerupai kursi. Apabila yang menduduki mempunyai ilmu spiritual yang tinggi maka akan mampu melihat jauh Gunung Gede Pangrango dihadapannya.

Dan kalau menengadah keatas, maka akan mudah mengamati sistem pergerakan astronomi. Karena nenek moyang dulu menentukan tanggal dan hari menggunakan rasi bintang.

Terdapat juga batu penyimpanan yang di masa lalunya dipakai untuk sesuatu dan segala macamnnya, bisa jadi untuk menyimpan data pada waktu itu.

Adapun batu Kujang, bentuk batunya seperti bekas pembuatan senjata tradisional semacam keris maupun Kujang sebagai benda pusaka Rakyat Sunda.

Ditemukan juga batu sepeti jejak kaki yang ukurannya jumbo, ini menandakan jika nenek moyang dulu memiliki tubuh yang besar. Kemudian di tingkat 3 juga terdapat batu namun memiliki cetakan jejak kaki harimau.

Diteras 4 terdapat Batu Kanuragan yang tertanam, konon bila ada yang bisa mengangkatnya di masa lampau, maka seseorang tersebut memiliki ilmu kanuragan yang tinggi.

Dan terakhir, di teras 5 ada batu penutup berupa Batu Pandaringan (tempat menyimpan beras), atau Batu Panyenderan (tempat bersandar).

12. Memiliki Pribahasa Mengenang dan Mengenal
Makna mengenang disini adalah mengenang nenek moyang dulu yang telah menata tempat ini, dan bahasa mengenal adalah orang yang berwisata mengenal situs budaya tempat tersebut.

13. Lebih Luas dari Candi Borobudur.
Lokasi Situs Gunung Padang yang muncul ke permukaan diperkirakan hanya 10 Persen saja, Dan 90 persen lagi masih jauh di bawah gunung.

Ukurannya lebih besar dari Candi borobudur dan piramida di Mesir. Lalu, diperkirakan batu-batu yang muncul ke permukaan itu adalah bagian atap bangunan, dan lebih jauh kebawah masih terdapat rongg-rongga.

Baca Juga: Berwisata di Kota Solo, Ajarkan Nilai Histori dan Edukasi pada Anak

14. Sejarah Nama Gunung Padang
Berasal dari kata padang, yaitu luas, bercahaya, atau bisa melihat kearah manapun. Bahkan jika malam, wilayah Bandung, Cianjur, Sukabumi dan Gunung Gede Pangrango bisa terlihat dari puncak gunung tersebut.

Bilamana orang-orang yang ingin mendalami cagar budaya atau berwisata, maka disebut Gunung Padang. Namun leluhur pada saat itu secara ritual menyebut Nagara Surya Padang, atau Karaton Siang Padang untuk yang ingin bermeditasi.***

Editor: Ryan Pratama

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler