FB: Perangi Corona Butuh Panglima Perang Full Time, Bukan yang Kerja Sambilan

21 September 2020, 11:42 WIB
EKONOM Faisal Basri . /AMIR FAISOL/PR/.*/Dok. PR


GALAMEDIA - Kebijakan pemerintah Joko Widodo (Jokowi) dalam menangani pandemi Covid-19 mendapat kritikan dari ekonom senior Indef, Faisal Basri.

Ia meminta pemerintah serius mengendalikan kasus positif Covid-19 yang terus meningkat tajam dan memilih sosok pengendali yang benar-benar ahli dan bisa menyelesaikan masalah.

Faisal mengungkapkan, dalam kurun waktu 14 hari penularan wabah menembus angka 250.000 kasus. Hal itu menyiratkan virus corona lebih ganas dari pertama kali dalam kurun waktu 115 hari menginfeksi 50.000 orang.

Baca Juga: Diperintah Prabowo, Sandiaga Uno Wajib Menangkan Menantu Jokowi

"Pertama itu butuh 115 hari dengan 50.000 kasus positif. Sementara saat ini 250.000 kasus hanya butuh waktu 14 hari," terang dia dalam sebuah webinar, Minggu, 20 September 2020.

Jika pemerintah tidak serius mengatasi semakin mengganasnya penularan virus corona, lanjut Faisal, maka angka positif bisa menembus satu juta kasus.

Ia bahkan bisa memprediksi jika angka kematian manusia akan lebih banyak. "Kasus naik, maka angka kematian juga naik. Selamatkan rakyat. Ekonomi bisa pulih, tapi nyawa manusia tidak bisa dipulihkan," tegasnya.

Baca Juga: Tsunami Setinggi 20 Meter Bisa Terjadi di Pantai Selatan Jabar, Begini Pemaparan Ahli dari ITB

Faisal pun menilai, rendahnya realisasi tes Covid-19 menjadi bukti lemahnya pemerintah dalam menangani penyebaran wabah virus corona.

Ia menyoroti belum adanya Perppu khusus yang menangani Covid-19. Justru yang sudah ada hanya Perppu yang menangani APBN dan sektor keuangan.

Baca Juga: Mitos atau Fakta, Bentuk Perut Ibu Hamil Bisa Prediksi Jenis Kelamin Bayi

"Virus ini sangat bahaya sekali sehingga butuh panglima perang yang harus full-time dan bukan kerja sambilan. Covid-19 sumber utama ketidakpastian," tegasnya dikutip dari wartaekonomi.

Kepercayaan masyarakat dan dunia usaha, lanjut Faisal, saat ini akan sangat bergantung pada upaya pemerintah mengendalikan wabah.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler