Bank Dunia Gelontorkan Rp 176,4 Triliun untuk Obat dan Vaksin Covid-19

14 Oktober 2020, 17:41 WIB
Bank Dunia. /Dok.IDX Chanel/

GALAMEDIA - Bank Dunia mengatakan dewan eksekutifnya telah menyetujui alokasi dana senilai 12 miliar dolar AS (sekitar Rp 176,4 triliun).

Angka itu disiapkan untuk membantu negara-negara berkembang membeli dan mendistribusikan vaksin, obat-obatan, serta perlengkapan tes Covid-19.

Dana tersebut merupakan bagian dari total anggaran senilai 160 miliar dolar AS (sekitar Rp 2.352 triliun) yang akan disediakan oleh Bank Dunia untuk membantu negara-negara berkembang menanggulangi pandemi Covid-19 sampai Juni 2021.

Baca Juga: China Kalang Kabut, AS Siap Pasok Senjata Berteknologi Tinggi ke Taiwan

Komitmen itu telah diberitakan oleh Reuters pada September 2020. Bank Dunia mengatakan program tersebut juga akan membiayai dukungan teknis.

Artinya, negara penerima dapat mempersiapkan distribusi vaksin dalam jumlah besar. Termasuk mengirim sinyal ke perusahan farmasi untuk memproduksi vaksin Covid-19 dalam jumlah besar.

Laporan Bank Dunia edisi Oktober 2020 menunjukkan pandemi Covid-19 menyebabkan perekonomian di Asia Timur dan Pasifik terpuruk.

Baca Juga: Sindir Ridwan Kamil Soal Surati Jokowi, Denny Siregar: Ini Gubernur Bermuka Dua

"Covid-19 tidak hanya menyebabkan pukulan terparah bagi masyarakat miskin, tapi juga mengakibatkan munculnya masyarakat miskin baru," kata Wakil Presiden Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik, Victoria Kwakwa.

"Kawasan ini dihadapkan kepada serangkaian tantangan yang belum pernah dihadapi sebelumnya, dan pemerintah menghadapi pilihan yang sulit," sambungnya dilansir Antara.

Baca Juga: Telkomsel Bagi-bagi Duit Rp 5 Juta, Buruan Ikutan, Waktunya Tinggal Sehari Lagi!

Oleh karena situasi itu, selain mengalokasikan dana bantuan untuk pembelian vaksin dan obat, Bank Dunia juga mendesak investor dan bank agar memberi keringanan atau penundaan pembayaran utang, utamanya dari negara-negara miskin dan berkembang yang terdampak Covid-19.

Presiden Bank Dunia David Malpass pada minggu lalu mendesak investor dan pemberi pinjaman agar memberi kemudahan bagi negara-negara miskin dan berkembang untuk melakukan restrukturasi utang.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler