Australia Diguncang Kejahatan Perang Afghanistan, Sembilan Tentara Bunuh Diri dalam Tiga Minggu

- 23 November 2020, 16:01 WIB
AS-Taliban segera mengumumkan perjanjian 'pengurangan kekerasan' di Aafghanistan.
AS-Taliban segera mengumumkan perjanjian 'pengurangan kekerasan' di Aafghanistan. /Pexels/

Setidaknya 56 veteran bunuh diri sejak tahun ini saja, naik dari 40 pada tahun 2019. Veteran Angkatan Darat Adelaide, Nathan Bolton mengatakan jumlah kasus saat ini terasa tragis dan menghancurkan.

Sementara itu dalam beberapa tahun terakhir, serangkaian laporan yang seringkali brutal muncul terkait perilaku unit pasukan khusus elite.

Mulai dari laporan pasukan membunuh seorang anak berusia enam tahun dalam penggerebekan rumah, hingga seorang tahanan yang ditembak mati untuk menghemat ruang di helikopter.

Baca Juga: Sebut Hubungan Rusia-Amerika Hancur, Putin Baru Akan Akui Kemenangan Biden Jika Trump Mengaku Kalah

Insiden lain melibatkan dua anak laki-laki berusia 14 tahun yang dihentikan SAS. Mereka “memutuskan” bahwa si bocah merupakan simpatisan Taliban. Anak laki-laki dimaksud  diduga digorok sebelum tubuhnya dikantongi dan dibuang ke sungai terdekat.

Salah satu pembunuhan  digambarkan dalam laporan yang sama sebagai episode paling memalukan dalam sejarah militer Australia dengan rincian yang telah disunting seluruhnya.

"Dalam keadaan tertentu saya tidak dapat berbicara," kata kepala Angkatan Pertahanan Australia Angus Campbell.

“Itulah mengapa catatannya disunting.. benar perlu disunting secara hukum tapi pada waktunya, saat sejarah akhirnya ditulis lengkap, itu akan memalukan.”

Baca Juga: KPU Distribusikan Surat Suara Pilkada Bandung ke PPK

Sementara itu, Abdullah Abdullah, kepala Rekonsiliasi Nasional Dewan Tinggi Afghanistan mengecam dugaan pembunuhan tersebut.

“Tidak ada cara yang bisa  mendefinisikan kebrutalan ini. Tidak ada cara untuk menjelaskan apa yang telah terjadi. Itu tidak bisa dimengerti,” kata Abdullah kepada Anadolu Agency.

“Ini kejahatan terhadap orang yang tidak bersalah.. Pada saat yang sama, pemerintah Australia telah menjelaskan dengan sangat jelas  tentang apa yang telah terjadi.”

Baca Juga: 1.099 Guru Lolos Pendaftaran Seleksi Bakal Calon Kepala SMA/SMK di Jawa Barat

“Direktur Human Rights Watch Australia Elaine Pearson mengatakan kepada Al Jazeera bahwa para korban Afghanistan berhak mendapatkan keadilan yang cepat dan independen atas pembunuhan yang disengaja dan berdarah dingin.”

"Pada akhirnya, berbicara tentang akuntabilitas, ini seharusnya tidak hanya berhenti pada orang-orang yang menarik pelatuk dan membunuh orang-orang di Afghanistan," katanya kepada BBC.

Baca Juga: Habib Bahar Diperiksa Polda Jabar Soal Penganiyaan Terhadap Pengemudi Ojek Oline Tahun 2018

“Ini tentang tanggung jawab komando dan jadi saya pikir sangat penting bahwa mereka yang tahu atau yang seharusnya tahu juga dimintai pertanggungjawaban dan dimintai pertanggungjawaban pidana atas tindakan ini.”

“Karena pada akhirnya, ini dipicu  budaya di mana pembunuhan dinormalisasi, bahkan dalam beberapa kasus, didorong. Budaya ini perlu diubah.”***

Halaman:

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah