Soal Reshuffle Kabinet, Relawan Jokowi Merasa Tak Dilirik Presiden Meski Telah Banyak Berkorban

- 24 Desember 2020, 11:06 WIB
Presiden Jokowi lantik enam menteri baru Kabinet indonesia Maju, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/12/2020).
Presiden Jokowi lantik enam menteri baru Kabinet indonesia Maju, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/12/2020). /BPMI Setpres/Laily Rachev/presiden.go.id



GALAMEDIA - Relawan Jokowi merasa tak diajak bicara soal reshuffle kabinet Indonesia Maju. Padahal mereka mengaku sudah mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak Pilpres 2014.

Salah satu pendiri Bara JP, Yayong Waryono yang bahkan merupakan relawan Jokowi sejak pilkada DKI 2012 menekankan, reshuffle memang sepenuhnya hak prerogratif Presiden.

Namun seandainya diajak bicara atau diminta masukan, ia mengatakan tentu relawan akan memberikan masukan terbaik untuk negara juga untuk Presiden Jokowi.

Yayong mengungkap, tampak ada kesan sejumlah pihak berusaha menjauhkan Jokowi dengan relawan yang turut berjuang ketika Pilpres 2014 dan 2019.

Baca Juga: Menteri Perhubungan Budi Karya Pantau Random Cek Rapid Antigen & GeNose di Terminal Kampung Rambutan

Menurut Yayong, Presiden Jokowi butuh orang orang yang bukan hanya memiliki kualitas dan kapabilitas, tapi juga integritas dan loyalitas tinggi dan itu hanya dimiliki oleh relawan yang memiliki kecintaan terhadap Presiden Jokowi.

Ada banyak relawan relawan yang memiliki kualitas dan sangat mumpuni dalam bidangnya, tidak kalah jika dibandingkan kalangan teknokrat.

Namun Informasi-informasi ini yang disebut Yayong, kemungkinan tidak sampai ke telinga Presiden.

“Kerja keras kami sama sekali tidak terkait urusan jabatan, tapi kecintaan terhadap negara ini, yang sangat percaya bahwa Presiden Jokowi dapat membawa bangsa ini kearah yang lebih baik. Namun jika dipercaya masuk pemerintahan, kami siap dan jangan ragukan kualitas, kapabilitas, dan integritas kami. Semuanya akan kami berikan untuk negara ini juga untuk Presiden Jokowi,” ucap Yayong.

Yayong mengingatkan, tidak sedikit relawan yang menghabiskan waktu, tenaga hingga materi untuk memenangkan Jokowi dalam Pilpres 2014 dan 2019.

Ia mengatakan, Pada Pilpres 2019 beberapa relawan ikut menjadi korban penganiayaan oleh oknum tertentu.

Baca Juga: Kapolri Terbitkan Maklumat, Luhur Panjaitan, 'Ya Kalau Mau Demo Ya Demo Melalui Zoom'

Yayong mengatakan, setiap relawan tetap menjadi garda terdepan untuk meyakinkan publik bahwa Jokowi layak diberi kesempatan memimpin dua periode.

“Misalnya saat kampanye Pilpres 2019, publik tentu tahu gerak relawan dari pintu ke pintu, melalui media sosial, bahkan sampai ada yang dianiaya pendukung kubu lawan. Kami tak gentar, tetap menjaga soliditas, demi memenangkan Pak Jokowi,” tutur Yayong.

Walau merasa diacuhkan, Yayong menegaskan, relawan tidak akan meninggalkan idialisme, integritas, visi yang baik buat bangsa ini yang saat ini terpersonifikasi pada Jokowi dan tetap berkomitmen mengawal pemerintahan.

“Sejumlah kementerian masih perlu mendapat perhatian dan dukungan dari sektor jabatan wakil menteri. Kami tetap setia hingga akhir masa pemerintahan,” kata Yayong.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x