Gus Yaqut Jadi Menteri Agama Disebut Sebagai Kabar Buruk, Pengamat Ungkap Siapa yang Dimaksud

- 24 Desember 2020, 17:06 WIB
Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut, yang kini menjabat sebagai Menteri Agama.
Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut, yang kini menjabat sebagai Menteri Agama. /Dok. GP Ansor

GALAMEDIA - Pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang Mikhael Rajamuda Bataona mengatakan, Yaqut Cholil Qoumas merupakan sosok yang terkenal sangat anti pada radikalisme.

"Hal yang mengejutkan bagi saya adalah terpilihnya Ketua PP GP Anshor, Yaqut Cholil Qoumas, yang ditunjuk Jokowi sebagai Menteri Agama. Sosok ini terkenal sangat anti pada radikalisme dan tentu saja ormas-ormas radikal," terang Mikhael Rajamuda Bataona, di Kupang, Kamis, 24 Desember 2020.

Baca Juga: Rekomendasi MUI: Meski Ada Iming-iming, Tolak Hubungan dengan Israel!

Pengajar investigatif news dan jurnalisme konflik pada Fisip Unwira Kupang mengemukakan pandangan itu, berkaitan dengan penunjukan Gus Yaqut sebagai Menteri Agama dan harapan bagi terciptanya kerukunan antarumat di Indonesia.

Menurut dia, terpilihnya Yaqut tentu saja menjadi kabar buruk bagi ormas-ormas yang selama ini cukup bebas bermanuver di balik "jubah" agama untuk menyatakan kepentingan politik mereka.

Di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sendiri ormas-ormas dan oknum-oknum garis keras juga pernah teridentifikasi.

Baca Juga: Siap-siap Kena Denda Rp 1 Juta Jika Anda Melanggar Prokes di Daerah Ini

Karena itu menteri Yagut punya pekerjaan besar soal ini. Urusan agama juga perlu diurus secara bijak dan proporsional karena Indonesia ini multikultur dan punya kebhinnekaan.

"Saya kira keuntungan bagi NTT adalah menteri ini dari NU, di mana di NTT sendiri NU adalah salah satu organisasi yang cukup besar dan punya peran penting dalam hidup sosial kemasyarakatan bersama Muhammadiyah," lanjutnya dikutip dari Antara.

Menteri Yaqut juga diyakini bisa menambah banyak nilai penting tentang toleransi di NTT untuk diwacanakan secara nasional.

Baca Juga: Soroti Syiah dan Ahmadiyah di RI, Menteri Agama Gus Yaqut: Mereka Warga Negara yang Harus Dilindungi

"Bagaimana kehidupan umat Kristen dan Muslim di Pulau Flores dan Adonara yang begitu rukun dan damai," lanjut pengajar Ilmu Komunikasi Politik dan Teori Kritis pada Fakultas Ilmu Sosial Politik Unwira itu.

Dia mengatakan, sebagai orang NU, dan Ketua Ansor, menteri Yaqut bisa menggunakan momentum 4 tahun ke depan untuk mengatasi masalah intoleransi yang kian kuat mencengkeram persepsi masyarakat di Jawa.

Baca Juga: Personel Korpaskhas Ikut Lakukan Sterilisasi Gereja Jelang Hari Natal

Termasuk beberapa wilayah lainnya akibat kerasnya Pilpres 2019 dan keterbelahan sejak Pilkada DKI Jakarta.

"Saya kira tugas itu sangat berat karena berkaitan dengan transfer pengetahuan dan perang wacana di media sosial," pungkasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah