Mafindo: Kalau Masyarakat Rukun, Hoaks Tidak Akan Mudah Beredar

- 25 Desember 2020, 21:59 WIB
ILUSTRASI hoax.
ILUSTRASI hoax. /DOK. PIKIRAN RAKYAT/

GALAMEDIA - Ketua Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (Mafindo), Septiaji Eko Nugroho mengatakan, masyarakat yang rukun dan saling pengertian akan membuat berita bohong atau hoaks tidak akan mudah beredar.

Septiaji Eko Nugroho berpendapat bahwa hoaks, misinformasi, dan disinformasi hanya akan tumbuh subur di tengah ketidakpercayaan.

Termasuk juga di tengah kecurigaan, dan di tengah ketidakrukunan.

Baca Juga: Aliansi Pemuda Sumedang Anti Radikalisme Desak Pemerintah Segera Membubarkan FPI

"Kalau masyarakatnya rukun, saling pengertian maka secara umum hoaks itu juga tidak akan mudah beredar," tutur Septiaji dalam keterangannya, Jumat, 25 Desember 2020.

Di tengah masa pandemi Covid-19, ujar Septiaji, media sosial harusnya diisi dengan konten yang menyejukkan, meneduhkan, dan mendamaikan.

Menurut dia, sangat fatal jika medsos justru digunakan untuk menyebar hoaks, provokasi, kebencian, dan memecah belah masyarakat.

Baca Juga: Heboh Pesantren Habib Rizieq Disomasi PTPN VIII, Mahfud MD Singgung Soal Penguasaan HGU: Ini Gila!

Akan tetapi, pandemi yang sesungguhnya dihadapi bangsa ini adalah sebaran narasi yang dapat merusak persatuan melalui medsos.

Septiaji mengatakan bahwa media sosial adalah teknologi yang memungkinkan untuk mudah bersosialisasi dengan orang lain, dengan teman ataupun saudara.

Namun, lanjut dia, media sosial juga bisa membuat orang-orang menjadi berkelompok yang mengarah ke homogen.

Baca Juga: Tidak Bisa Menunjukan hasil Rapid Tes Antigen, 500 Kendaraan Gagal Masuk Kawasan Puncak

"Maka, ketika sebuah kelompok menjadi sangat homogen, dia akan cenderung menjadi tidak toleran terhadap yang berbeda, baik itu suku, agama, maupun pilihan politik. Hal ini menjadi masalah ketika fanatisme itu menjadi tumbuh subur dalam kelompok-kelompok itu," tuturnya dikutip dari Antara.

Oleh karena itu, menurut dia, jika ingin damai dalam bermedia sosial, tidak boleh fanatik, baik itu kepada tokoh politik maupun kepada siapa pun yang berpotensi membuat tidak toleran terhadap yang berbeda.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x