Puji China dengan Komunismenya, Eks Bos BIN Ungkit Konsep Khilafah HRS dan FPI: Ga Laku

- 27 Desember 2020, 09:41 WIB
Mantan Kepala BIN Hendropriyono.
Mantan Kepala BIN Hendropriyono. /Instagram.com/@am.hendropriyono/.*/Instagram.com/@am.hendropriyono

GALAMEDIA - Mantan Bos Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono menyebut Habib Rizieq Shihab (HRS) terindikasi mengingkari ideologi Pancasila dengan sejumlah bukti yang ada.

Tak cuma itu, Ormas Front Pembela Islam (FPI) yang dipimpin HRS juga memiliki visi misi yakni, penerapan Islam secara kaffah di bawah naungan khilafah Islamiyah, melalui pelaksanaan dakwah, penegakan hisbah dan pengawalan jihad.

"Ini karena saya ikuti dari berbagai pidatonya yang bersangkutan sendiri (HRS) sama pengikut-pengikutnya, arahnya sudah ingin mengingkari Pancasila. Jadi ingin merubah jadi syariah," kata Hendropriyono.

Baca Juga: Elite PKS Soroti Pelemparan Bom Molotov di Masjid Cengkareng, HNW: Pelaku Orang Gila Juga?

Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara dan Sekolah Tinggi Hukum Militer ini blak-blakan kepada Karni Ilyas dalam tayangan video pada kanal YouTube Karni Ilyas Club, Sabtu 26 Desember 2020.

Hendropriyono juga mengungkapkan, dirinya sudah sejak lama mengikuti diskursus yang dilakukan HRS dan para pengikutnya di FPI.

Purnawirawan jenderal ini menilai HRS masih abu-abu, tidak bisa mencontohkan negara Khilafah apa yang dicita-citakan. Bahkan, ia mengaku siap memberi penjelasan materi secara akademik suatu saat nanti.

"Begini, kan ada contoh dulu (Khilafah), tapi dulu juga enggak sama dengan yang dirumuskan mereka. Panjang deh ceritanya. Kalau mau merumuskan secara akademik, saya juga bisa ngomong kapan-kapan, panjang itu," tuturnya.

Baca Juga: Sebanyak 1.447 Pasien Covid-19 di Garut Masih Jalani Isolasi

Hendropriyono mengatakan, konsep Khilafah yang digaungkan HRS dan FPI, antara bukti dan implementasinya sudah tidak sama. Oleh karena itu, ia meminta oposan pemerintah dari golongan agamais tidak lagi berpikir mundur.

AM Hendropriyono bersama Karni Ilyas.
AM Hendropriyono bersama Karni Ilyas.

"Juga sudah enggak laku juga. Zaman sudah berubah, jangan balik mundur teruslah. Kita ke depan saja. Kita sudah Pancasila," ucapnya.

Ia mengatakan, hal yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah konsistensi untuk mencapai stabilitas, keamanan dan kesejahteraan rakyat. Ia pun menyentil Uni Soviet.

Menurut Hendropriyono, Uni Soviet yang dulunya sangat besar, bisa rontok karena faktor inkonsistensi. Di sisi lain, ia memuji China yang konsisten, secara teguh kokoh dengan ideologi komunisme.

Baca Juga: Innalillahi, Masjid di Cengkareng Dilempari Bom Molotov, Pelaku Diamankan Tapi Malah Mengelak

Karena konsistensinya itu, lanjut Hendro, maka tak heran apabila Negeri Tirai Bambu saat ini sudah mencapai kemajuan.

"Kalau dulu kita bilang, enggak bener komunis. Tapi dia konsisten pegang, dia maju. Kita kan tidak konsisten, itu saja," tegasnya.

Dia pun menyayangkan, di Indonesia, dari masa ke masa masih ada saja pihak-pihak yang meributkan pengubahan fundamen negara.

Baca Juga: Heboh Nakes dan Pasien Berbuat Mesum di Rumah Sakit Covid Wisma Atlet, Begini Nasibnya Sekarang

Menurutnya, diskursus pengubahan fundamen harus disetop, agar negara ini bisa berjalan lebih maju.

"Kita enggak konsisten memegang fundamen kita. Jadi kita mau selalu dirobohkan fundamen, kan ganti rumah," katanya.

"Kita rumah Indonesia, fundamennya Pancasila. Direnovasi boleh, jangan pindah-pindah rumah, kapan kita bisa mulai hidup," pungkas Hendro***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah