Menurutnya, anaknya membutuhkan perawatan secepatnya. Setelah berkonsultasi dengan dokter RSKIA, maka harus dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Kemudian sesampainya di RSHS Bandung, dirujuk kembali ke RS Santosa.
Diakuinya, meski sudah daftar, namun belum bisa dipastikan kapan anaknya akan dirawat. Walau demikian, ia berharap bayinya yang baru berusia 26 hari itu, bisa segera mendapatkan penanganan.
Baca Juga: Ternyata Sesar Lembang Sudah Dipantau BMKG Sejak Tahun 1963, Belasan Sensor Seismik Dipasang
"Saya sudah ke Rumah Sakit Santosa kemarin, katanya tanggal 4 Februari disuruh datang ke sana lagi buat memastikan. Mudah-mudahan bisa segera ditangani anak saya," terangnya.
Saepuloh mengaku bingung terkait soal pembiayaan anaknya. Pasalnya, ia hanya berprofesi sebagai pemain keyboard di acara pernikahan dan hiburan lainnya.
Terlebih sejak pandemi Covid-19, dirinya tidak mendapatkan pekerjaan tersebut.
"Jujur, sampai saat ini saya belum pegang uang sepeser pun. Saya bingung, belum ada panggilan untuk manggung lagi. Tapi saya dan istri saya, (Ina Siti Rohmah) menerima dengan lahir dan batin. Sehingga akan terus mengusahakan kesembuhan anak saya," tuturnya.
Saat ini, anaknya tinggal di rumah Ma Ende, nenek Saepuloh, di Jalan Aki Padma, Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung. Karena istrinya belum bisa mengurus anaknya akibat keterbatasan fisik, yakni cacat kaki kiri dari lahir.
Sebelumnya, keluarga Saepuloh tinggal disebuah kontrakan di daerah Warung Muncang dengan kondisi yang cukup miris. Mengingat kontrakannya tersebut, berada didekat selokan sehingga yang mengakibatkan baunya masuk ke dalam.