Ibu Telat Divaksin, Janin dalam Kandungan Meregang Nyawa Akibat Virus Corona

- 1 Maret 2021, 15:45 WIB
Ilustrasi bayi prematur.
Ilustrasi bayi prematur. /Pixabay/SeppH /Pixabay

GALAMEDIA - Seorang ibu kehilangan bayi yang dikandungnya setelah dirinya terinfeksi Covid-19. Sang jabang bayi dipastikan meninggal du dalam rahim. Ini menjadi kasus kedua yang ditangani dokter di Israel.

Dalam kasus yang terbaru ini. Usia kehamilan si ibu terinfeksi Covid-19 diketahui memasuki usia 36 minggu. Ia dirawat di Meir Medical Center di Kfar Saba, setelah jatuh sakit pada hari Sabtu.

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Senin (1 Maret 2021) dokter menemukan bayi perempuan pasien telah meninggal di dalam rahim. Tes setelah kelahiran  mengungkap janin pasien telah terinfeksi corona.

Baca Juga: Terbawa Perasaan, Berikut Deretan Artis Korea yang Terlibat Cinlok Hingga Menikah

Laporan  The Times of Israel, kasus ini hanya beberapa minggu saja setelah kasus serupa di mana ibu yang mengidap virus corona menularkan virus  melalui plasenta. Dokter menyebut hal ini bisa dihindari jika si ibu tak terlambat menerima vaksin.

Pasien berusia 29 tahun itu diketahui memasuki usia kehamilan minggu ke-25 ketika  tiba di Rumah Sakit Assuta di Ashdod setelah menderita demam selama dua hari dengan gejala virus corona.

Dia dinyatakan positif Covid dan tes setelah kelahiran mengungkapkan janin yang dikandungnya juga mengidap virus sama. Ini menjadi   insiden pertama di Israel dan kejadian global yang langka.

Baca Juga: Peringkat Reputasi Aktor Aktris Drama Korea Bulan Maret Diumumkan, Siapa Peringkat Pertama?

Kepala Departemen Penyakit Menular RS Assuta, Dr Tal Brosh  kepada situs berita Ynet mengatakan, janin terinfeksi melalui plasenta dan meninggal karena virus corona.

Dr Brosh menambahkan paramedis sempat menangani kasus kematian  bayi yang lahir  dari wanita yang terinfeksi virus corona. Tapin semua meninggal setelah dilahirkan.

Ia menambahkan, jika sang ibu telah divaksinasi pada trimester pertama atau kedua, kematian janin  bisa dihindari.

Baca Juga: Latihan Perdana Persib: Muhammad Deden Natshir Pulih, Bobotoh Bertanya Mana Teja Paku Alam?

Meski berduka salah seorang perampua yang kehilangan bayinya mengaku dirinya telah sangat berhati-hati untuk menghindari infeksi. Dia juga berterima kasih kepada petugas medis yang telah melakukan upaya  terbaik.

Direktur bangsal bersalin Dr Yossi Tobin sependapat bahwa kemungkinan kematian tersebut disebabkan oleh Covid setelah bayi terinfeksi dalam kandungan.

"Ini kasus infeksi intrauterine pada janin, yang dapat menyebabkan infeksi plasenta dan kematian," kata Dr Tobin.

Baca Juga: Ramai Investasi Miras, Rocky Gerung: Rezim Cari Devisa dengan Memabukan Rakyat

Ia mengakui kejadian ini terbilang langka karena bayi biasanya terinfeksi virus corona setelah lahir akibat kontak dengan ibunya.

“Fakta bahwa kami dapat memastikan janin  sudah positif di dalam rahim menunjukkan kemungkinan yang tinggi bahwa [janin] meninggal akibat virus corona.”

Sejauh ini Israel menjadi satu-satunya negara yang dapat membuktikan efek positif  program vaksinasi. Penelitian menunjukkan dua dosis vaksin  Pfizer dapat mengurangi risiko penyakit hingga 94 persen untuk usia di atas 55 tahun.***

Baca Juga: Lewat yang Indah, Adelways Lay Memukau Para Juri The Voice Kids Indonesia

Israel sejauh ini  hanya menggunakan vaksin Pfizer dan mewajibkan warga dua kali divaksin dengan jeda waktu tiga minggu. Sebagai gambaran jeda vaksin pertama dan kedua di Inggris mencapai 12 minggu.

Minggu ini Israel juga mewajibkan warga menunjukkan  bukti status vaksinasi sebelum diizinkan masuk ke lokasi sibuk seperti bar, pusat perbelanjaan, dan teater.

Hanya mereka yang memiliki paspor hijau alias lolos vaksin yang diizinkan memasuki lokasi tertentu. Mereka  telah menerima dua vaksinasi akan menerima paspor hijau yang memungkinkan mereka lebih bebas.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x