Akhirnya Remaja 19 Tahun Dimakamkan Pasca Militer Myanmar Menembaknya Secara Biadab

- 4 Maret 2021, 21:16 WIB
Remaja putri 19 tahun, Kyal Sin meninggal usai ditembak militer Myanmar dan dimakamkan pada Kamis, 4 Maret 2021.
Remaja putri 19 tahun, Kyal Sin meninggal usai ditembak militer Myanmar dan dimakamkan pada Kamis, 4 Maret 2021. //Stringer via Reuters

 

GALAMEDIA – Sudah satu bulan lebih kudeta yang dilakukan Junta Militer (Tatmadaw) berlangsung sejak 1 Februari 2021 lalu.

Kini, militer Myanmar asuhan Jenderal Min Aung Hlaing semakin beringas karena sudah melakukan kekerasan hingga menimbulkan korban jiwa.

Hal yang paling mengharukan yakni meninggalnya remaja putri berusia 19 tahun bernama Kyal Sin yang ditembak mati oleh militer saat aksi unjuk rasa.

Remaja tersebut sedang mengikuti aksi di Kota Mandalay pada Rabu, 3 Maret 2021 sembari memakai baju bertuliskan “Semua akan baik-baik saja.”

Kyal Sin akhirnya dimakamkan dengan iring-iringan massa yang ikut serta mengatarkan jenazahnya ke tempat pemakaman, lansir Reuters, 4 Maret 2021.

Ratusan orang yang didominasi remaja melewati peti matinya yang sengaja dibuka untuk menyaksikan jenazahnya dan jasanya yang sudah ikut aksi unjuk rasa.

Baca Juga: KLB Demokrat Kian Dekat Hingga Beredarnya Foto Kaos Ini di Media Sosial, Ketua Asoppsi: Halu

Para pelayat turut melantangkan nyanyian protes, mengacungkan tiga jari sebagai bentuk penentangan terhadap militer Myanmar.

Selain itu mereka pun turut meneriakkan berbagai slogan yang menentang kudeta militer asuhan Jenderal Min Aung Hlaing.

Hingga Rabu, 3 Maret 2021, PBB menghitung jumlah korban meninggal dunia selama aksi unjuk rasa sudah mencapai 38 orang, termasuk Kyal Sin seorang remaja 19 tahun.

Juru Bicara Dewan Administrasi Negara Brigadir Jenderal Zaw Min Tun enggan berkomentar atas terbunuhnya 38 warga termasuk remaja 19 tahun tersebut.

Sai Tun (38), seorang warga Myanmar yang ikut aksi unjuk rasa, turut menghadiri pemakaman Kyal Sin remaja 19 tahun.

Baca Juga: KLB Demokrat Kian Dekat Hingga Beredarnya Foto Kaos Ini di Media Sosial, Ketua Asoppsi: Halu

Tun merasa sangat marah atas kebiadaban militer Myanmar yang telah tega membunuh remaja berusia 19 tahun tersebut.

“Kami merasa sangat marah atas perilaku tidak manusiawi mereka dan pada saat yang sama sangat sedih,” tuturnya di Myanmar, 4 Maret 2021.

Dia bertekad akan terus melawan kediktatoran militer Myanmar yang menamai dirinya Tatmadaw asuhan Jenderal Min Aung Hlaing.

“Kami akan melawan kediktatoran sampai akhir. Kami harus menang,” ucap Sai Tun.

Ketika ikut aksi unjuk rasa, remaja tersebut menggunakan kartu penanda golongan darah, nomor kontak, dan permintaan sumbangan tubuhnya sendiri jika dia meninggal.

Baca Juga: Usai Pesta Miras, Empat Orang Tewas dan Tiga Orang Lainnya Kritis di Karawang

Kaosnya yang bertuliskan “Everything Will Be OK” segera menjadi perhatian publik Myanmar dan dunia.***

 

 

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah