Soal Manuver Moeldoko Jadi Ketua Partai Demokrat, Peneliti LIPI: Ini Dilarang Keras, Jangan Dilakukan!

- 6 Maret 2021, 20:17 WIB
Situasi KLB Demokrat di Deli Serdang yang mengangkat Moeldoko sebagai Ketua Umum, Jumat, 5 Maret 2021.
Situasi KLB Demokrat di Deli Serdang yang mengangkat Moeldoko sebagai Ketua Umum, Jumat, 5 Maret 2021. /Antara Foto/Endi Ahmad/

GALAMEDIA - Manuver Moeldoko dari Kongres Luar Biasa (KLB) hingga ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat tidak etis. Bahkan kalangan awam pun memiliki asumsi seperti itu.

Hal tersebut diungkapkan Pakar politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro pada acara diskusi secara virtual, Sabtu, 6 Maret 2021.

Lebih parah lagi, Moeldoko merupakan Kepala Staf Presiden yang notabene pejabat tinggi negara di lingkungan Istana Kepresidenan.

"Ini dilarang keras. Tidak perlu belajar untuk jadi sarjana politik, yang seperti itu sudah tidak etis, jangan dilakukan," ujar Siti Zuhro.

Ia pun berani menyatakan KLB Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat, 5 Maret 2021 tergolong tidak lazim, karena tidak mengikuti Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai.

Baca Juga: Menko Polhukam Mahfud MD Sebut Pemerintah Kini Hanya Akui AHY Sebagai Ketua Umum Partai Demokrat

Apalagi Moeldoko yang ditunjuk sebagai Ketua Umum dalam KLB bukan merupakan kader Demokrat.

"KLB telah menafikan etika, norma dan menjungkirbalikan peraturan partai," katanya.

Sehubungan hal itu, ia mengingatkan pemerintah agar mewaspadai potensi goncangan politik usai kisruh Partai demokrat.

Potensi goncangan politik itu sendiri mestinya tidak ada jika pemerintah tidak mengelola stabilitas politik dengan baik.

Siti juga menilai masyarakat sudah jemu dengan masalah di kalangan elite seperti yang terjadi di Partai Demokrat dan melibatkan pejabat tinggi negara.

Baca Juga: Pilgub Jabar 2024 Masih Jauh, Anggota DPR RI Mulyadi Siap Manggung

Terlebih saat ini pandemi virus corona juga memukul perekonomian masyarakat di berbagai lapisan.

"Sebagian besar masyarakat berjibaku bagaimana menanggulangi dampak-dampak dahsyat dari Covid-19. Sementara elite bersaing luar biasa, berpikir hanya untuk 2024," kata Siti.

"Jadi karena syahwat politik yang tak terkendali seperti ini lalu dimuntahkan dalam sebuah atraksi yang sangat amat tidak menarik, membebani masyarakat dan menguras energi perhatian masyarakat. Publik sudah jengah dengan masalah-masalah seperti ini," katanya.

Kisruh Partai Demokrat mencapai titik puncak ketika sejumlah kader yang telah dipecat menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Jumat, 5 Maret 2021.

Baca Juga: OST Kisah Untuk Geri, Duet Perdana Syifa Hadju dan Angga Yunanda Berjudul Cinta Hebat

Lewat kongres itu, Moeldoko ditetapkan sebagai ketua umum. Moeldoko menerimanya. KLB juga mencabut surat pemecatan kader yang sebelumnya dikeluarkan DPP Demokrat.

Kini nasib Partai Demokrat berada di tangan Kemenkumham. DPP Demokrat meminta Kemenkumham untuk tidak mengakui kepengurusan hasil KLB di Deli Serdang.

Ketua Umum Demokrat Hasil Kongres 2020 Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan KLB di Deli Serdang ilegal dan inkonstitusional lantaran tak sesuai dengan AD/ART.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x