GALAMEDIA - Kekisruhan di tubuh Partai Demokrat masih berlanjut hingga saat ini, terlebih usai gelaran Kongres Luar Biasa (KLB) yang menetapkan Moeldoko sebagai Ketua Umum.
Ditengah-tengah pro-kontra atas keterlibatan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dalam kisruh Partai Demokrat, terungkap bahwa sebelumnya Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn.) Gatot Nurmantyo sempat ditawari untuk 'ambil alih' Partai Demokrat.
Kendati begitu, Gatot menolak tawaran untuk mendongkel Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum lantaran pernah dibesarkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kala itu menjadi Presiden.
"Apakah iya, saya dibesarkan oleh dua Presiden (SBY dan Jokowi) terus saya membalasnya dengan mencongkel anaknya," begitu kata Gatot pada tayangan video YouTube 'Bang Arief' yang tayang Kamis, 6 Maret 2021.
Muhammad Said Didu turut berkomentar soal perbedaan sikap yang diambil oleh kedua mantan Panglima TNI itu.
"Beda Jenderal yang punya value, etika dan moral dengan yang tidak," kata Said Didu dikutip Galamedia dari Twitter-nya @msaid_didu pada Minggu, 7 Maret 2021.
Beda Jendral yg punya value, etika dan moral dg yg tidak https://t.co/o6WcvGWr2a— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) March 7, 2021
Baca Juga: Persib Perpanjang Kontrak Henhen Herdiana
Seperti diketahui, pada Jumat yang lalu telah digelar KLB yang diinisiasi oleh kader-kader senior Partai Demokrat seperti Max Sopacua dan Jhoni Allen.