Tanggapi Isu Kudeta Demokrat, Gatot Nurmantyo: Saya Juga Pernah Ditawari Jadi Ketum Demokrat

- 7 Maret 2021, 09:19 WIB
Presidium KAMI Gatot Nurmantyo.
Presidium KAMI Gatot Nurmantyo. /



GALAMEDIA - Gatot Nurmantyo menanggapi isu kudeta yang terjadi pada partai Demokrat sudah menyimpang dari pancasila.

Gatot melihat banyak persitiwa penyimpangan politik yang terjadi di tanah air belakangan ini. Salah satunya kudeta partai politik partai Demokrat.

"Seperti yang terjadi belakangan ini, Demokrat mau diambil. Ngapain kita capek-capek bikin partai politik, kita tunggu saja lah, nanti kita rebut dengan cara seperti ini seperti yang sekarang-sekarang ini." ungkap Gatot dalam keterangannya pada Jumat, 5 Maret 2021.

Gatot Nurmantyo menilai hal tersebut sudah bisa menunjukan, bahwa adanya ketidaksehatan dalam politik di tanah air ini.

"Ini kan politik yang tidak sehat sekarang ini," tegas Gatot.

Hal tersebut juga dinilainya menjadi sebuah penyimpangan yang dilakukan terhadap pancasila, pada sila keempat.

Baca Juga: KLB Demokrat Sumut, Ketua DPC Demokrat Didatangi Polisi, Andi Arief: Mencurigakan!

Menurutnya, politik saat ini sudah mentiadakan musyawarah, serta menggantikannya dengan sistem voting.

Padahal menurutnya, jika menggunakan sistem voting, money politic bisa terjadi. Sehingga, pemenang bisa ditentukan dari siapa yang bisa membayar suara, dialah yang menang.

"Jadi musyawarah itu sudah tidak ada, digantikan voting, begitu voting manipolitik bisa terjadi, siapa yang bisa membayar itu yang bisa menang. Disitulah penyimpangannya," tegas Gatot.

Di samping itu, Gatot juga mengungkapkan bahwa dirinya pernah ditawari untuk mencalonkan diri sebagai ketua umum (ket) partai Demokrat dengan cara yang melanggar tersebut.

"Saya juga pernah ditawari jadi ketum Demokrat," ungkap mantan Panglima TNI, Gatot Nurmatyo.

Baca Juga: KLB Demokrat Sumut, Andi Arief Tiba-tiba Sebut Megawati, SBY, dan Jokowi: Malah Diduga Terlibat

Sebelum memberikan jawaban terhadap penawaran tersebut, terlebih dulu Gatot menanyakan bagaiman proses yang harus dijalaninya.

Ternyata menurut penuturan Gatot, prosesnya dengan cara menjatuhkan ketum Agus Harimurti Yudhoyono terlebih dahulu, kemudian baru dilakukan pemilihan.

Menanggapi prosesnya tersebut, Gatot Nurmatyo menolak dengan alasan menjaga moral dan etikanya. Terlebih, ia adalah anak asuh yang dibesarkan oleh pemerintahan SBY pada waktu itu.

"Siapa yang tidak mau jadi ketum partai besar? Tapi karena Moral dan etika saya, saya tidak bisa menerima dengan cara seperti itu" tegas Gatot Nurmatyo.

Baca Juga: Ini Lokasi Pelayanan SIM Keliling dari Polda Metro Jaya

Informasi tersebut sesuai dengan yang Galamedia lansir dari video Youtube Bang Arief pada Minggu, 7 Maret 2021.***

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x