Hal itu sempat ditulis Moeldoko saat Edhie Pramono wafat, Juni 2020 lalu. Lewat akun Instagram @dr_moeldoko, 14 Juni 2020, Moeldoko menulis kenangan terhadap almarhum.
"Jenderal Pramono Edhi Wibowo, bukan sekadar Senior bagi saya. Beliau adalah panutan. Kesederhanaan dan integritas beliau menjadi tuntunan dalam pengabdian saya selama ini.
Pernah suatu hari beliau menyampaikan sesuatu, "Moel, kalau kamu tidak bisa memberi jangan pernah mengambil." Ini terngiang terus hingga sekarang.
Hari ini, saya kehilangan seorang senior, seorang panutan. Tapi tanah air tidak pernah kehilangan pengabdian dan jasa seorang @pramonoedhie55. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un," tulis Meoldoko saat itu.
Baca Juga: PN Jakarta Pusat Telah Mencatat Gugatan Marzuki Alie terhadap AHY, Simak Pokok Perkara Gugatannya
View this post on Instagram
Terlepas dari pengakuan Moeldoko saat itu, kini nasi sudah menjadi bubur. Keretakan antara SBY maupun AHY dengan Moeldoko sudah tak bisa dihindari.
Baca Juga: Tarif Listrik Akan Berubah, Masyarakat Maksimal Mendapat Diskon 50 Persen
AHY sendiri setelah Moeldoko mengklaim memegang kendali Partai Demokrat, langsung menyampaikan pernyataan sikap.
"Saya sih tidak bisa terima dengan akal sehat sebetulnya tetapi ya sudah terjadi," kata AHY saat konferensi pers di DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, dilansir Galamedia dari saluran Youtube Agus Yudhoyono pada Jumat, 5 Maret 2021.