Krakatau Steel Disebut Selundupkan Baja China Hingga Negara Rugi Rp10 Triliun, Dirut: Saya Dukung Pengusutan

- 24 Maret 2021, 23:11 WIB
Produk Krakatau Steel.
Produk Krakatau Steel. //krakatausteel/


GALAMEDIA - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk disebut telah menyelundupkan baja produksi dari China.

Tudingan tersebut disampaikan langsung Anggota Komisi VII DPR Fraksi Demokrat, Muhammad Nasir.

Ia mengaku mendapati adanya produksi baja atas nama dan stempel Krakatau Steel. Namun nyatanya besi tersebut diimpor dari China.

"Saya datangi satu perusahaan di Bekasi, bagian peleburan besi, besi baja dan lain lain. Kita dapat dari bon fakturnya itu suplai paling besarnya Krakatau Steel," ujar Nasir dalam rapat yang turut dihadiri Direktur Utama  Krakatau Steel, Silmy Karim, Rabu, 24 Maret 2021.

"Setelah kita cek-cek, mereka juga enggak melebur bajanya di situ. Melebur bajanya dari China, tapi barang dari China sudah dicap dari Krakatau Steel," sambungnya.

Baca Juga: Babe Haikal Bangun Markas Akal Sehat, Rocky Gerung dan Rizal Ramli Kian Pedas ke Pemerintah

Kasus ini ia lontarkan lantaran heran BUMN sektor industri baja ini terus-terusan merugi.

Padahal proyek-proyek dalam negeri selalu diprioritaskan pada perusahaan pelat merah.

Menurutnya, kasus yang tengah ditangani Polda Metro Jaya itu, menimbulkan kerugian yang tidak sedikit terhadap negara. Bahkan menyentuh angka Rp 10 triliun.

"Harga selisih yang dinikmati Krakatau Steel dan pengemplangan pajak. Sekarang kasusnya ada di Polda Metro jadi hampir Rp 10 triliun," ujar Nasir.

Baca Juga: Penetapan KKB Papua Sebagai Teroris Ditentang Komnas HAM

Ia berharap Dirjen Migas Kementerian ESDM turun tangan sehingga kasus tersebut tak terus-terusan terulang.

Menurutnya, berbagai regulasi yang sudah-sudah membuat kejadian seperti ini kerap muncul.

"Saya enggak tahu ada apa, Pak Dirjen turun dong. Nah siapa pemainnya di sini, ini barang enggak diproduksi Krakatau Steel kok, ini produk impor," ujarnya.

Direktur Utama PT Krakatau Steel Silmy Karim pun langsung membantah tuduhan tersebut.

Baca Juga: Jhoni Allen Salah Langkah, Pemecatan Telah Sesuai Prosedur

"Kami membantah hal tersebut langsung di RDP. Selama saya menjabat 2,5 tahun Krakatau Steel tidak pernah melakukan seperti yang dituduhkan," kata Silmy.

Silmy pun menekankan, hingga saat ini, Krakatau Steel masih komitmen pada perjuangannya untuk mengecam derasnya produk baja impor dari China yang masuk ke Indonesia dengan harga murah.

"Dan terus berupaya agar industri baja Indonesia mendapat dukungan dan proteksi dari pemerintah," tegasnya.

Sebagai produsen baja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Silmy menyatakan Krakatau Steel dituntut untuk menjalankan proses bisnis secara transparan dan mengusung tata kelola perusahaan yang baik.

Krakatau Steel pun ditekankannya, gencar membuktikan adanya kecurangan dalam proses masuknya baja impor ke Indonesia yang hingga saat ini terus dikawal bersama The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA).

Baca Juga: PDIP Disebut Sarang Koruptor, Megawati: Saya Sendiri Merasa Sedih

"Sangat tidak logis tuduhan itu dilayangkan ke Krakatau Steel yang sejak dulu selalu memerangi unfair trade untuk baja impor khususnya dari China," papar dia.

Silmy mangaku, juga telah melakukan pemeriksaan dan tidak ada produk barang jadi maupun produk baja dari China yang dicap Krakatau Steel, sebagaimana yang disampaikan oleh Nasir.

"Jika ada hal seperti itu saya mendukung untuk pengusutan sampai tuntas karena berarti ada pemalsuan dan mencoreng nama baik Krakatau Steel," ungkapnya.

Krakatau Steel, dipastikan oleh Silmy akan menindaklanjuti tuduhan yang dilayangkan oleh Nasir tersebut dan akan terus melakukan pengecekan mengenai tuduhan ini.

"Kami berharap hal ini dapat ditindaklanjuti dan kami bersikap kooperatif jika ada penyelidikan lebih lanjut oleh pihak berwajib dalam menemukan kebenaran," tegasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x