Dalam cuitan lainnya, Teddy menduga, pelaku tak menutup kemungkinan mendapat doktrin terlebih dahulu. Sehingga ia mau berbuat aksi itu dan mendekat ke gereja.
"Bisa saja pelaku itu disuruh kesana untuk berdebat dengan orang-orang di gereja tentang agama. Itu bagian dari doktrin 'Jihad'. Sampai disana, bom diledakan dari jarak jauh," terang dia.
"Karena semesum-mesumnya para pelaku, tetap saja mereka takut mati," tambahnya.
Analisis lainnya, Teddy pun menduga pelaku tengah terkena pengaruh gendam.
Baca Juga: Pembangunan Pasar Leles Mangkrak, Pedagang: Bupati Harus Tanggung Jawab
Analisis kedua, ini adalah gendam. Sudah jadi rahasia umum, para teroris yang berkedok agama, 100% adalah orang-orang yang menyembah ilmu hitam. Orang-orang yang membawa bom untuk bunuh diri adalah orang-orang bodoh yang terkena gendam. Mereka mati dalam pengaruh sihir..— Teddy Gusnaidi (@TeddyGusnaidi) March 28, 2021
"Analisis kedua, ini adalah gendam. Sudah jadi rahasia umum, para teroris yang berkedok agama, 100% adalah orang-orang yang menyembah ilmu hitam," tulisnya.
"Orang-orang yang membawa bom untuk bunuh diri adalah orang-orang bodoh yang terkena gendam. Mereka mati dalam pengaruh sihir..," tandas dia.
Sejauh ini, Polri telah mengungkap identitas kedua pelaku bom bunuh diri di Gereja Katolik Hati Yesus Yang Mahakudus atau Gereja Katedral Makassar.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membeberkan fakta soal dua pelaku bom bunuh diri yakni berinisial L dan YSF.