"Bu Risma ini kan Mensos, dan Tagana adalah salah satu unsur dalam Kementerian Sosial. Harusnya dia intropeksi diri dulu. Apakah ketidakproaktifan ini dari sisi SDM-nya atau manajemennya," ujar Herry.
Kemudian Herry juga menuturkan, Kemarahan Risma tersebut hanya berfokus pada pencitraan.
Herry menyayangkan sikap tersebut, mengingat seharusnya Kemensos melakukan pembenahan di internalnya, bukan hanya sekedar melakukan pencitraan.
"Saya lihat gayanya Risma ini cenderung mengadopsi gayanya saat jadi Walikota. Baiknya setelah menjadi Mensos pembenahan itu bukan fokus pada pencitraan," ujar Herry.
"Risma harus lakukan upaya-upaya yang sistematis dan berkelanjutan terutama menyelesaikan persoalan bencana dengan cepat dan efektif," sambungnya.
Selain itu, Herry juga menyesalkan kemarahan Risma tersebut, dimana dirinya tidak melihat kondisi tersebut sebagai evaluasi di dalam Kemensos.
Herry menilai Kemensos kurang profesional dalam menanggapi segala masalah sosial.
Seharusnya Risma memiliki kewajiban untuk memberikan pelatihan, pendidikan, hingga honorarium kepada Tagana dan relawan disana.